Sejarah Candi Jiwa, Arsitektur , Lokasi dan Situs Di sekitar Candi Jiwa
Gambar Candi Jiwa Karawang Via: Ilmuips.my.id |
Selain Candi Jiwa yang berada di Kompleks ini, juga terdapat 46 titik candi-candi yang tersebar di area percandian Batujaya. Dan, juga ada kemungkinan bertambah lagi, karena masih ada penemuan-penemuan situs-situs baru di sekitar kompleks candi Batujaya. Karena masih ada beberapa candi yang diperkirakan terpendam didalam tanah.
Namun, hanya ada beberapa candi yang terkenal dan dipugar oleh Pemerintah diantaranya yaitu:
- Candi Jiwa atau Candi Batujaya I
- Candi Blandongan atau Candi Batujaya V
- Candi Serut atau Candi Batujaya VII
- Candi Sumur atau Candi Batujaya VIII
Karawang
memang terkenal dengan sebutan lumbung padi nasional, atau saksi
sejarah kemerdekaan Indonesia yaitu rumah pengungsian Presiden pertama
Indonesia, Soekarno saat diculik golongan pemuda yang mendesaknya untuk
segera memproklamirkan kemerdekaan di Rengas Dengklok. Rumah yang
disinggahi Soekarno itu kini masih bisa Anda lihat di dekat pasar Rengas
Dengklok. Namun tahukah Anda jika Karawang ternyata menjadi saksi bisu
sejarah Nusantara dari masa prasejarah hingga saat kerajaan Tarumanegara
berjaya di tanah Sunda. Beberapa tahun silam, Indonesia sempat
dikejutkan dengan ditemukannya dua situs yang menceritakan sejarah masa
klasik di Karawang, yaitu situs Batujaya dan Cibuaya. Tempat di mana
Candi Jiwa dan Candi Blandongan ditemukan.
Nama 'Jiwa' itu sendiri berasal dari penduduk setempat karena konon
katanya, jika menambatkan kambing gembalaan pada candi ini, kambing
tersebut akan mati. Bentuk Candi Jiwa tidak seperti beberapa candi yang
Anda jumpai di Yogyakarta atau kawasan Jawa Tengah lainnya. Candi Jiwa
berbentuk kotak dengan luas 19 x 19 m dan tinggi 4,7 m, dan dibangun
dari batu bata berbagai ukuran. Batu bata yang digunakan merupakan batu
bata tradisional yang dibakar secara manual, sehingga terlihat lebih
gosong dari batu bata yang sekarang beredar. Di bagian atas bangunan
candi ini, terdapat semacam lingkaran yang diduga merupakan bekas stupa
atau patung Buddha.
Candi yang tidak begitu tinggi ini tidak memiliki tangga, sehingga sering disebut seperti stupa yang berada di atas bunga teratai yang mengapung di atas air. Hal ini juga sesuai dengan struktur bagian atas bangunan yang mirip bunga padma atau bunga teratai. Untuk mendekati candi ini, Anda harus turun sedalam 1 m. Tak heran candi ini dulunya terkubur di dalam tanah. Di Candi Jiwa ini, tak jarang umat Buddha melakukan ritual dengan mengitari candi searah jarum jam. Jalan setapak yang mengelilingi candi dipakai mereka untuk berjalan mengitari candi.
Analisis artefak radiometrik karbon-14 yang ditemukan di wilayah Kompleks Kepulauan Batujaya yang menunjukkan bahwa kuil-kuil di wilayah kompleks ini dibuat dalam abad ke-2 sampai ke-12, dan termasuk dalam Kuil Jiwa.Ini muncul dari beberapa penemuan prasasti dan keramik Tiongkok, tablet nazar dan patung plesteran, yang ditemukan di kompleks kuil Batujaya dan mempunyai sebuah kalender Tiongkok absolut dan naskah palografi dari prasasti yang telah ditemukan.
Candi yang tidak begitu tinggi ini tidak memiliki tangga, sehingga sering disebut seperti stupa yang berada di atas bunga teratai yang mengapung di atas air. Hal ini juga sesuai dengan struktur bagian atas bangunan yang mirip bunga padma atau bunga teratai. Untuk mendekati candi ini, Anda harus turun sedalam 1 m. Tak heran candi ini dulunya terkubur di dalam tanah. Di Candi Jiwa ini, tak jarang umat Buddha melakukan ritual dengan mengitari candi searah jarum jam. Jalan setapak yang mengelilingi candi dipakai mereka untuk berjalan mengitari candi.
Awal Mula Berdirinya Candi Jiwa
Tidak banyak sumber dari mana asal mula kuil jiwa ini berasal. Ada berbagai penemuan di kompleks pemandian Batujaya. Penemuan itu berbentuk lempengan batu yang telah diukir dengan relief Buddha.Beberapa dalam jenis keramik, adanya suatu prasasti terakota dengan mantra Buddha dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa adanya sebuah bangunan ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Buddha. Dan ini diperkuat oleh arsitek candi ini, yang berbentuk seperti lotus dan konon memiliki stupa Buddha di atasnya.Analisis artefak radiometrik karbon-14 yang ditemukan di wilayah Kompleks Kepulauan Batujaya yang menunjukkan bahwa kuil-kuil di wilayah kompleks ini dibuat dalam abad ke-2 sampai ke-12, dan termasuk dalam Kuil Jiwa.Ini muncul dari beberapa penemuan prasasti dan keramik Tiongkok, tablet nazar dan patung plesteran, yang ditemukan di kompleks kuil Batujaya dan mempunyai sebuah kalender Tiongkok absolut dan naskah palografi dari prasasti yang telah ditemukan.
Arsitektur Candi Jiwa
Candi jiwa dievakuasi dari tahun 1997 hingga tahun 2004. Candi ini berbentuk persegi dan berukuran 19 x 19 meter. Sedangkan memiliki tinggi sekitar 4.7 meter. Diperkirakan Candi ini menghadap ke arah tenggara atau bisa juga kearah barat daya karena tidak ditemukan pintu diarea candi Jiwa ini.Candi Jiwa memiliki bangunan yang mirip seperti Bunga Teratai. Dibagian tengah dari Candi Jiwa terdapat bekas bangunan yang berbentuk lingkaran yang diduga disitu terdapat patung Budha yang pernah berdiri. Dan Candi ini juga tidak ditemukan tangga yang menguatkan dugaan bahwa, dulunya Sejarah Candi Jiwa merupakan sebuah candi dengan bentuk teratai yang diatasnya terdapat stupa Budha yang agung .
Setelah pemugaran, Candi ini memang terlihat lebih bisa dinikmnati dari pada sebelumnya. Terlihat pelipit pata (patta) yang menyusun daerah kaki candi, Pelipit setengah lingkaran (kumuda) dan pelipit penyangga (uttara). Terdapat sambungan bata pada bagian kaki dimana dilapisi dengan stucco (lapisan tipis berwarna putih). Dari sini, mungkin para ahli memperkirakan dahulu candi jiwa dilapisi dengan Stucco. Diatas bagian kaki candi terdapat lingkaran yang terbuat dari batu bata dengan garis tengah sekitar 6 meter. Dimana terdapat gelombang sehingga terkesan seperti kelopak bunga teratai.
Konon, Desa Segaran dulunya adalah sebuah danau yang terbentuk karena Sungai Citarum. Dan Lokasi Candi berada didalam danau. Hal ini dibuktikan dengan nama dari desa tersebut yaitu Segaran, yang dimana dalam bahasa Sansekerta berarti laut, telaga ataupun danau.Jadi dari hal ini dapat disimpulkan bahwa Candi Jiwa dahulu merupakan sebuah mahakarya sang Budha yang berada diatas bunga teratai yang mengapung diatas perairan.
Sejarah Candi Jiwa Karawang (Jawa Barat) Via: jendelapintar.com |
Situs Di sekitar Candi Jiwa
1. Unur Danar (Segaran III) dan Segaran IV
Unur
Danar ini merupakan bangunan yang berukuran 20 x 15 meter dimana
bangunan ini disinyalir sebagai kaki candi saja. Pada bagian barat
terdapat tangga yang sudah rusak. Sedangakan unur segaran IV terdapat
banunan berukuran 6.5 x 6.5 meter dan dibagian tenggara terdapat tangga
yang juga sudah rusak.
2. Unur Blandongan (Segaran VI)
Unur
Blandongan atau candi Blandongan merupakan situs di sekitar candi Jiwa
yang memiliki bentuk paling sempurna jika dibandingkan candi-candi
lainya. Memiliki ukuran 25×25 meter. Terdapat anak tangga pada setiap
sisinya. Pada bagian bawah candi terdapat lorong yang memisahkan antara
bangunan berlapik dan juga dinding samping. Terdapat bangunan ditengah
dengan ukuran 12×12 meter. Di Candi ini juga ditemukan beberapa tablet
yang berukir relief Budha. Selain itu juga ditemukan tablet yang
bertuliskan huruf pallawa.
3. Unur Sumur (Segaran IX)
Bangunan
ini hanya bangunan berbentuk persegi panjang dengan panjang sekitar 11
meter, dan lebar sekitar 7,5 meter. Merupakan sebuah kolam dengan
kedalaman masih belum diketahui. Tebal dinding sebelah timur mencapai 4
meter dan di dinding lain 1,7 meter.
4. Unur Serut (Telagajaya I)
Unur
serut ini berukuran 22 x 10 meter, bangunan di unur ini sudah rusak
parah. Terdapat mungkin lebih dari satu candi di unur ini. Dimana salah
satu bangunan memiliki ukuran 8 meter dan ada yang berukuran 6 meter.
Disini juga ditemukan ornament yang dilapisi dengan stucco. Dan juga ada
beberapa arca berbentuk hewan dan manusia.
5. Unur Asem (Telagajaya V)
Terdapat
bangunan dengan bentuk persegi dengan ukuran 10×10 meter. Terdapat
tangga yang berada di timur laut dan tenggara dan dibagian atas terdapat
bangunan yang sudah rusak yang terlihat seperti sebuah lingkaran
6. Telagajaya VIII
Terdapat
bangunan yang berukurn 6 x 4 meter dan terdapat tangga dibagian timur
lautnya. Dan ditengan candi terdapat sumuran yang berukuran sekitar 1,8 x
1,7meter.
Lokasi Candi Jiwa
Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Luas situs Batujaya ini diperkirakan sekitar lima km2. Situs ini terletak di tengah-tengah daerah persawahan dan sebagian di dekat permukiman penduduk dan tidak berada jauh dari garis pantai utara Jawa Barat (Ujung Karawang). Batujaya kurang lebih terletak enam kilometer dari pesisir utara dan sekitar 500 meter di utara Ci Tarum. Keberadaan sungai ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan situs sekarang karen tanah di daerah ini tidak pernah kering sepanjang tahun, baik pada musim kemarau ataupun pada musim hujan.
Lokasi percandian ini jika ditempuh menggunakan kendaraan sendiri dan datang dari Jakarta, dapat dicapai dengan mengambil Jalan tol Cikampek. Keluar di gerbang tol Karawang Barat dan mengambil jurusan Rengasdengklok. Selanjutnya mengambil jalan ke arah Batujaya di suatu persimpangan. Walaupun jika ditarik garis lurus hanya berjarak sekitar 50 km dari Jakarta, waktu tempuh dapat mencapai tiga jam karena kondisi jalan yang ada.
Situs Batujaya terletak di lokasi yang relatif berdekatan dengan Situs Cibuaya (sekitar 15 km di arah timur laut) yang merupakan peninggalan bangunan Hindu dan situs temuan pra-Hindu "kebudayaan Buni" yang diperkirakan berasal dari masa abad pertama Masehi. Kenyataan ini seakan-akan mendukung tulisan Fa Hsien yang menyatakan: "Di Ye-po-ti (Taruma, maksudnya Kerajaan Taruma) jarang ditemukan penganut Buddhisme, tetapi banyak dijumpai brahmana dan orang-orang beragama kotor".
Lokasi candi ini dahulu merupakan danau dan candi dibangun di tepi danau. Danau ini terbentuk akibat beralihnya sungai Citarum dari arah Utara ke Barat Laut (lihat gambar). Hal ini juga di tandakan dengan nama desa yang ada yaitu Segaran yang berarti Laut atau badan air seperi danau dalam bahasa Sangsekerta dan Telaga Jaya.
Situs Batujaya secara administratif terletak di dua wilayah desa, yaitu Desa Segaran, Kecamatan Batujaya dan Desa Talagajaya, Kecamatan Pakisjaya di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Luas situs Batujaya ini diperkirakan sekitar lima km2. Situs ini terletak di tengah-tengah daerah persawahan dan sebagian di dekat permukiman penduduk dan tidak berada jauh dari garis pantai utara Jawa Barat (Ujung Karawang). Batujaya kurang lebih terletak enam kilometer dari pesisir utara dan sekitar 500 meter di utara Ci Tarum. Keberadaan sungai ini memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keadaan situs sekarang karen tanah di daerah ini tidak pernah kering sepanjang tahun, baik pada musim kemarau ataupun pada musim hujan.
Lokasi percandian ini jika ditempuh menggunakan kendaraan sendiri dan datang dari Jakarta, dapat dicapai dengan mengambil Jalan tol Cikampek. Keluar di gerbang tol Karawang Barat dan mengambil jurusan Rengasdengklok. Selanjutnya mengambil jalan ke arah Batujaya di suatu persimpangan. Walaupun jika ditarik garis lurus hanya berjarak sekitar 50 km dari Jakarta, waktu tempuh dapat mencapai tiga jam karena kondisi jalan yang ada.
Situs Batujaya terletak di lokasi yang relatif berdekatan dengan Situs Cibuaya (sekitar 15 km di arah timur laut) yang merupakan peninggalan bangunan Hindu dan situs temuan pra-Hindu "kebudayaan Buni" yang diperkirakan berasal dari masa abad pertama Masehi. Kenyataan ini seakan-akan mendukung tulisan Fa Hsien yang menyatakan: "Di Ye-po-ti (Taruma, maksudnya Kerajaan Taruma) jarang ditemukan penganut Buddhisme, tetapi banyak dijumpai brahmana dan orang-orang beragama kotor".
Lokasi candi ini dahulu merupakan danau dan candi dibangun di tepi danau. Danau ini terbentuk akibat beralihnya sungai Citarum dari arah Utara ke Barat Laut (lihat gambar). Hal ini juga di tandakan dengan nama desa yang ada yaitu Segaran yang berarti Laut atau badan air seperi danau dalam bahasa Sangsekerta dan Telaga Jaya.
Menelisik Candi Jiwa yang Masih Menyimpan Misteri Via: jejakpiknik.com |
Salah satu keanehan bangunan ini, terdapat parit atau kolam di sekitar bangunan dan disinyalir sebagai keamanan agar tidak dimasuki oleh binatang buas. Bentuk kotak seperti kolam juga bisa diartikan sebagai galian sumur untuk membersihkan diri ataupun air kesucian secara rohani.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, jika ada binatang yang berada di wilayah candi tersebut, maka akan mati. Hal tersebut memang sudah sering dialami para penduduk ketika mereka sedang menggembalakan kambing di wilayah Candi Jiwa dan bintangnya lalu mati.
Hal ini memang menjadi misteri di sekitar candi dengan ditemukannya fosil binatang karena tempat tersebut memiliki keramat. Karena itulah, pengelola membuat pembatas dengan pagar besi untuk mengelilingi bangunan candi agar binatang tidak bisa masuk ke lokasi candi tersebut.
Berdasarkan cerita dari masyarakat setempat, jika ada binatang yang berada di wilayah candi tersebut, maka akan mati. Hal tersebut memang sudah sering dialami para penduduk ketika mereka sedang menggembalakan kambing di wilayah Candi Jiwa dan bintangnya lalu mati.
Hal ini memang menjadi misteri di sekitar candi dengan ditemukannya fosil binatang karena tempat tersebut memiliki keramat. Karena itulah, pengelola membuat pembatas dengan pagar besi untuk mengelilingi bangunan candi agar binatang tidak bisa masuk ke lokasi candi tersebut.
Penelusuran yang terkait dengan Candi Jiwa
- sumur candi jiwa
- awal penemuan candi jiwa
- museum candi jiwa
- bentuk candi jiwa bagian atas menyerupai padma yang berarti
- candi jiwa batujaya tarumanegara kabupaten karawang, jawa barat
- sebutkan bentuk bentuk relief candi jiwa dan candi blandongan
- candi blandongan kabupaten karawang jawa barat
- kapan ditemukannya candi jiwa dan candi blandongan
Belum ada Komentar untuk "Sejarah Candi Jiwa, Arsitektur , Lokasi dan Situs Di sekitar Candi Jiwa"