Dongeng si Serakah dan Laut yang Asin | Dongeng Anak Terbaru

Dongen si Serakah dan Laut yang Asin - Keserakahan dan sifat tamak selalu saja membawa bencana dan nasib buruk. Tapi ternyata, sifat tamak dan serakah tetap tak bisa di hilangkan. Dari zaman dahulu hingga sekarang, selalu saja ada orang-orang tamak yang serakah akan harta dan kedudukan. Dan mereka selalu memiliki akhir yang memprihatinkan.
Nah, pada cerita kali ini.. Blog dongeng terbaru akan sedikit berbagi kisah tentang keserakahan. Berharap kita semua dapat memetik hikmah dari kisah kali ini. Nah, langsung kita mulai saja ceritanya ya...
Al-kisah pada zaman dahulu kala, air laut tak seasin sekarang. Air laut waktu itu memiliki kandungan garam yang rendah dan masih layak untuk di konsumsi. Lalu, kenapa air laut sekarang sangat asin? Ada kisah yang menceritakan kenapa air laut menjadi asin sekali.
Konon dahulu kala, hiduplah kakak beradik yang menghuni sebuah desa. Sang adik adalah seorang yang baik, ramah, dan sangat sabar. Sedangkan sang kakak memiliki sifat sebaliknya. Dia sangat rakus, serakah, tamak, dan mau menang sendiri. 

Baca Juga:

√ Cerita Rakyat | Putri Ular (Sumatera Utara)


Sang kakak hidup dalam kemewahan dan bergelimang harta. Dia adalah orang terkaya di desa itu. Hal tersebut karena sang kakak mengambil alih semua harta warisan peninggalan orang tua mereka, dan tak mau membaginya dengan sang adik.
Sedangkan sang adik hidup dengan sederhana, atau malah bisa di bilang kekurangan. Sehari-hari dia bekerja mencari kayu bakar dan menjualnya ke pasar untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dia tak pernah meminta haknya yang di rebut oleh kakaknya. Sifatnya yang sangat sabar membuatnya merelakan semua itu.
Hingga pada suatu hari ketika si adik baru saja pulang dari pasar menjual kayu bakar, dia berniat untuk membeli makanan. Kayu bakar yang dia dapat hari ini sangat sedikit, sehingga uang yang dia dapat hanya cukup untuk makan sekali saja. Saat si adik berjalan pulang dengan membawa makanan yang baru di belinya, tiba-tiba ada seorang pengemis yang menghadangnya.
"Nak.. Berilah sedekah seikhlasnya nak. Nenek sangat lapar. Sudah seharian nenek belum makan..". Kata pengemis itu.
Dan tanpa fikir panjang, si adik langsung saja memberi makanan yang baru saja dia beli. Padahal dia sendiri seharian belum makan apapun. Tapi rasa kasih sayangnya pada sesama membuat dirinya ikhlas dalam membantu. 

"Lha kamu nanti makan apa nak? Apakah kamu sendiri sudah makan?". Tanya pengemis itu.
"Nenek tak usah memikirkan itu, saya tadi sudah makan nek. Perut saya masih kenyang". Kata si adik dengan senyum ramah. Dia berbohong untuk menenangkan hati si nenek pengemis.
"Kau adalah orang yang baik nak. Kau merelakan milik mu untuk orang lain, padahal kamu sendiri juga membutuhkanya. Maka, aku akan memberikan karung ajaib ini sebagai gantinya". Kata nenek pengemis itu sambil menyodorkan sebuah karung usang.
"Ini buat apa nek? Kenapa nenek memberikanya pada saya?". Tanya si adik penasaran.
"Ini adalah karung ajaib, karung ini dapat mengabulkan apapun permintaan mu. Tentu saja atas seizin yang maha kuasa. Bacalah manta sebelum meminta, dan ucapkan mantera penutup ketika kau rasa apa yang kau minta sudah cukup. Tapi ingat, jangan bersikap tamak dan serakah. Karena akan membuat mu celaka. Gunakan untuk membantu sesama yang membutuhkan". Kata nenek pengemis itu. 

Lalu sang pengemis pun mengajarkan kedua mantra pada si adik, setelah selesai kemudia pengemis itu lenyap begitu saja. Tentu hal tersebut membuat si adik menjadi sangat terkejut. Dia berfikir, tentu pengemis misterius yang baru di temuinya bukanlah pengemis sembarangan.
Hingga tiba di rumah, fikiran si adik selalu bertanya-tanya tentang sosok nenek yang baru saja di temuinya. Otaknya di penuhi banyak pertanyaan yang tak mampu dia jawab. Tapi rasa lapar membuatnya tersadar. Lalu dia teringat pada karung pemberian si pengemis tadi dan berniat mencoba kebenaranya bahwa itu karung ajaib.
Lalu si adik pun membaca mantera lalu meminta makanan. Sungguh ajaib..!! Tiba-tiba karung itu mengeluarnya banyak makanan-makanan lezat. Dan ketika di rasa cukup, si adik membaca mantera penutup dan karung ajaib itu berhenti mengeluarkan makanan.
Berkat karung ajaib itu, si adik kini hidup berkecukupan. Bahkan dalam waktu singkat dia dapat membangun rumah yang sangat megah. Bahkan kini dia lebih kaya melebihi kakaknya.
Ternyata kakaknya yang serakah menjadi iri akan keberhasilan adiknya. Dia merasa tersaingi dan secara diam-diam mencari tahu apa yang dapat membuat adiknya kaya dengan cepat.
Hingga pada suatu hari, dia mengintip adiknya yang tengah meminta uang emas untuk di sedekahkan pada para fakir miskin. Tapi sebelum dia melihat semua yang di lakukan adiknya hingga usai, keburu ada orang yang melihat dan menegurnya sehingga dia lari pulang ke rumahnya.
Hingga rumah, si kakak yang serakah itu selalu terbayang-bayang pada karung ajaib yang di miliki oleh adiknya. Sifat tamak dan serakahnya mendorong akal liciknya untuk melakukan hal-hal kotor. Dia berniat mencuri karung ajaib itu.
"Jika aku dapat memiliki karung ajaib itu, maka aku akan menjadi manusia terkaya sedunia. Hahaha..". Katanya dalam hati. 

Hingga pada suatu malam, di lakukanlah rencana jahat sang kakak. Ketika adiknya tengah tertidur lelap, dia mencuri karung ajaib milik si adik. Lalu dia membawanya lari dan menaiki sebuah perahu miliknya bertujuan untuk pergi sejauh mungkin ke negeri seberang. Dia berniat akan memulai hidup baru di sana dan menjadi orang terkaya yang tak tertandingi. Perjalanan menyeberangi laut membutuhkan waktu yang cukup panjang, dia telah menyiapkan banyak bekal makanan di dalam perahunya sebagai persiapan.
"Hahaha.. Ahirnya semua keinginan ku akan ku capai. Adik ku yang bodoh itu tak akan dapat menemukan ku. Hmm.. Kini saatnya aku mencoba ke ajaiban karung ini. Aku akan meminta hal yang remeh dulu sebagai percobaan. Kebetulan aku kehabisan garam. Maka aku akan minta karung ini mengeluarkan garam". Kata si kakak. 

Lalu dia pun membaca mantera seperti yang dia curi dengar waktu mengintip adiknya, dan dia meminta karung ajaib untuk mengeluarkan garam. Dan sebagaimana keajaiban terjadi, karung itu mengeluarkan garam seperti yang di minta.
"Nah, aku rasa garam ini sudah cukup. Wahai karung ajaib, sekarang berhenti mengeluarkan garam". Perintah si kakak.
Tapi ternyata karung itu tetap mengeluarkan garam. Semakin lama semakin banyak hampir memenuhi perahu.
"Hai karung bodoh, ku bilang berhenti. Berhenti mengeluarkan garam.. Kau ingin membuat perahu ini tenggelam?". Teriak sang kakak panik. 

Baca Juga:

√ Cerita Rakyat | Asal Mula Danau Losung (Sumatera Utara)


Tapi karung itu tetap tak mau berhenti. Karena si kakak tak tahu mantera penutupnya. Sewaktu dia mengintip dulu, dia tidak melihat apa yang di lakukan adiknya hingga usai. Ahirnya, si kakak yang serakah itu tenggelam bersama kapalnya. Garam yang terus keluar tanpa henti telah membuat kapalnya kelebihan muatan dan ahirnya karam ke dasar laut.
Konon kabarnya, karung ajaib itu terus mengeluarkan garam tanpa henti. Hingga hal tersebut membuat air laut menjadi sangat asin dan memiliki kadar garam yang tinggi.
Air laut sekarang menjadi tak lagi bisa di minum. Seolah menjadi peringatan dan gambaran orang-orang yang tamak dan serakah. Ketika kau dahaga dan meminum air laut. Maka air itu hanya akan menambah rasa dahaga mu. Ibarat orang serakah yang selalu merasa kurang dengan apa yang di miliki.
TAMAT