√ Artikel Tari Golek Menak Tarian Tradisional dari Yogyakarta

Tari Golek Menak adalah tarian klasik yang terinspirasi oleh gerakan dari Wayang Golek Menak. Tarian ini merupakan salah satu tarian klasik tradisional dari Yogyakarta yang memiliki nilai seni tinggi. Tari Golek Menak ini di ciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena kecintaan dan kekagumannya terhadap Wayang Golek Menak.

Dinamakan Tari Golek Menak karena tarian ini terinspirasi oleh pertunjukan Wayang Golek Menak. Sesuai dengan namanya tersebut, gerakan, alur cerita, tata busana dan tokoh pada Tari Golek Menak diwujudkan dalam Tari Golek Menak ini. Sehingga tarian ini dapat dikatakan salah satu tarian yang memiliki nilai seni yang tinggi.
 

Menurut sejarahnya, tarian ini mulai diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada tahun 1941. Untuk melaksanakan idenya itu, Sri Sultan mengajak para pakar tari dan beberapa lembaga tari di Yogyakarta. Dalam proses penciptaan tarian tersebut memakan waktu yang cukup lama, karena untuk menirukan gerakan setiap tokoh pada Wayang Golek Menak ini memiliki tingkat kesulitan tinggi. Tarian ini mulai mendapatkan bentuk sempurnanya pada tahun 1989. Sebelum Sri Sultan sempat menyaksikan hasil penyempurnaan tarian ini, beliau telah wafat terlebih dahulu.

Untuk memenuhi permintaan Sri Sultan hamengkubuwono IX, tim penyempurnaan Tari Golek Menak ini menggelar pertunjukan untuk pertama kalinya setelah tarian ini di sempurnakan. Dalam pagelaran tersebut juga ditampilkan Wayang Golek Menak dan drama Tari Golek Menak dengan tema yang sama yaitu kelaswara palakrama atau perkawinan antara kelaswara dengan Wong Agung Jayengrana. Penyempurnaan tarian tersebut telah berhasil di pertunjukan seperti yang di inginkan oleh Sri Sultan. Namun untuk tata busana yang di inginkan Sri Sultan membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga dalam pertunjukan tersebut masih menggunakan busana yang belum disempurnakan dengan tambahan dan modifikasi seperlunya. Seiring dengan perkembangannya, tarian ini terus di kembangkan hingga mencapai seperti bentuknya yang sekarang.

Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan disesuaikan dengan tokoh yang di perankan, karena setiap tokoh tentunya memiliki gerakan tersendiri. Gerakan dalam tarian ini lebih didominasi gerakan patah – patah seperti gerakan wayang golek. Gerakan tangan, bahu, kepala, kaki dan pinggul yang mengikuti iringan musik pengiring/ gendhing pengiring. Gerakan dalam tarian ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Untuk memainkan tarian ini, penari harus memiliki keluwesan dalam menari dan memiliki dasar gerak yang kuat.
 
 

Dalam pertunjukan Tari Golek Menak ini, penari dibalut busana seperti baju bludru berlengan panjang pada bagian atas dan celana cindhe pada bagian bawah. Selain itu aksesoris yang di gunakan seperti mahkota, sumping, gelang, kalung dan keris yang diselipkan di bagian depan. Tata busana dan rias untuk setiap penari pada tarian ini disesuaikan dengan tokoh yang di bawakannya.

Dalam perkembangannya, Tari Golek Menak ini terus di lestarikan oleh beberapa sanggar tari dan sekolah seni tari yang ada di Yogyakarta. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara keraton dan acara budaya di Yogyakarta.