4 Baju Adat Aceh | Gambar Lengkap, dan Penjelasannya

BAJU ADAT ACEH – Provinsi Aceh sudah terkenal dengan julukan serambi Mekkah karena memiliki kebudayaan islam yang kental dan juga mirip dengan Jazirah Arab. Salah satu kebudayaan Aceh yang kental dengan nuansa islam Arab ada pada pakaian adat Aceh.
Dalam pakaian adat Aceh ini, baik laki-laki ataupun wanita memiliki unsur perpaduan dari budaya melayu dan budaya islam. Oleh karena itu, baju adat Aceh ini memiliki keunikan yang sayang untuk dilewatkan.

Pakaian Adat Aceh

Baju adat Nanggroe Aceh Darussalam memiliki 2 jenis yang cukup sering dipakai oleh penduduk disana.. Yang pertama adalah Linto Baro yang dipakai oleh kaum pria dan Daro Baro yang dipakai oleh kaum wanita.
Kedua jenis pakaian Aceh ini mempunyai ciri khasnya sendiri pada setiap bagian busananya. Berikut ini penjelasan dari bagian-bagian baju adat aceh:

Baju Adat Aceh Linto Baro (Pengantin Pria)

pakaian adat aceh
Linto Baro Adalah nama pakaian adat Aceh yang dulunya sering dipakai oleh kaum pria untuk mengikuti upacara adat atau acara pemerintah pada masanya. Pakaian Aceh ini menurut ahli sejarah sudah ada sejak zaman kerajaan Samudra Pasar dan Perlak berdiri.
Baju Aceh linto baro ini memiliki beberapa bagiannya tersendiri, mulai dari baju meukasah, celana siluweu, sarung ijo krong, rencong, dan penutup kepala meukeutop.

1. Baju Meukeusah

Baju adat Aceh meukeusah adalah baju halus nan mahal yang terbuat dari hasil tenunan. Baju Aceh ini umumnya memiliki warna dasar hitam, warna ini memiliki simbol kebesaran dalam adat Aceh.
Pada baju adat Aceh meukeusah Anda bisa melihat sulaman benang emas seperti pada kerah baju China. Bagian kerah dengan bentuk ini diperkirakan ada karena penyatuan budaya aceh dan budaya China dalam hal busana oleh sejumlah pelaut dan juga pedagang dari China di masa lalu.

2. Celana Sileuweu

Sama seperti baju adat Aceh, celana panjang yang dikenakan pada pakaian adat Aceh untuk laki-laki juga berwarna hitam. Akan tetapi, celana atau dalam Bahasa Aceh disebt Sileuweu ini dibuat dari bahan kain katun. Beberapa sumber menyebut nama celana ini adalah Celana Cekak Musang. Celana khas dari adat Melayu.
Sebagai penambah kewibawaan, celana cekak musang dilengkapi dengan penggunaan sarung dari kain songket berbahan sutra. Kain sarung seperti Ija Lamgugap, Ija sangket atau Ija krong ini akan diikatkan kebagian pinggang dengan batas panjang lutut atau sekitar 10 cm di atas lutut.

3. Tutup Kepala untuk Baju Adat Aceh

Pengaruh budaya Islam dalam adat Aceh juga terasa dengan adanya kopiah sebagai penutup kepala pelengkap pakaian adat Aceh. Kopiah ini bernama Meukeutop.
Meukotop merupakan kopiah berbentuk lonjong ke atas, kopiah ini dilengkapi oleh lilitan Tangkulok. Lilitan ini terbuat dari tenunan sutra berbahan emas yang berbentuk bintang segi 8. Anda bisa melihat bagaimana bentuk Meukotop pada gambar di bawah ini.

4. Senjata Tradisional dalam Pakaian Adat Aceh

Sama seperti kebanyakan pakaian adat dari provinsi lainnya, pakaian adat Aceh juga dilengkapi dengan penggunaann senjata tradisional sebagai pelengkap.
Rencong merupakan  senjata tradisional Aceh yang biasanya diselipkan ke bagian lipatan sarung atau di bagian pinggang. Pada bagian gagang atau kepala rencong akan menonjol keluar.
Itulah penjelasan dari Pakaian adat Aceh atau baju adat Aceh yang memiliki nilai budaya yang harus terus dilestarikan. Semoga bisa menambah wawasan Anda, terima kasih.