Dongeng Angin yang Sombong| Dongeng Anak Terbaru

Dongeng tentang angin yang sombong - Dahulu kala, air, api, angin, dantanah adalah sahabat karib. Mereka menjalankan tugas merekamasing-masing untuk membantu manusia sesuai ilham dari sang pencipta.
Air dan tanah membantu manusia dalam hal bercocok tanam dan kehidupan sehari-hari. Api di gunakan manusia untuk memasak dan menghangatkan diri dari udara dingin. Dan angin membantu menyejukan panas di siang hari dan menggiring awan hujan ke tanah gersang. Para manusia sering bersyukur dalam do'a mereka, mereka berterimakasih pada tuhan telah menciptakan air, api, dan tanah yang sangat membantu bagi kehidupan mereka.
Mereka jarang menyebut angin dalam do'a mereka, karena peranan angin memang tak begitu mereka sadari karena tak berhubungan langsung dalam keseharian kebutuhan hidup mereka. Berbeda dengan tanah, air, dan api, yang sangat mereka butuhkan dalam kehidupan. 

Baca Juga:

√ Cerita Rakyat | Asal Mula Danau Toba (Sumatera Utara)


Ternyata hal tersebut membuat angin iri dan ingin menunjukan pada
manusia akan kehebatanya pada manusia. Dengan angkuhnya angin
menciptakan putaran topan dan tornado yang sangat besar. Hingga rumah-rumah penduduk porak poranda dan roboh rata dengan tanah. Melihat hal itu, api berusaha menengahi. Dia datang untuk menghadang angin. Tapi karena kencang dan dahsyatnya putaran angin, membuat api padam tak berbekas.
Melihat hal itu, angin semakin congak dan angkuh. Dengan sombongnya angin sesumbar.."Ayo, siapa lagi yang ingin menentang ku? Dari empat elemen, aku adalah yang terkuat. Mungkin manusia dapat membuat api, dapat menggali sumber air, dan dapat menjajah tanah dengan cangkul-cangkul mereka. Tapi mereka tak bisa memadamkan aku sebagaimana api, tak bisa menguapkan aku seperti air, dan tak mampu menyentuh ku ibarat tanah. Lihatlah kekuatan ku hai manusia. Dengan ini kalian ku beri pelajaran agar mengingat aku. Hahaha.. ". Kata sang angin.
Mendengar kata-kata angin yang sombong dan lantang, air mencoba untuk mengingatkan. "Hai sahabat ku, mengapa kau berlaku begitu? Kita di ciptakan sama-sama untuk membantu manusia. Jangan kau sombongkan kekuatan mu, karena di atas langit masih ada langit. Dan aku yakin, masih ada yang lebih kuat dari mu". Kata air. Tapi mendengar hal itu, angin malah menjawab dengan ketus. Kesombongan angin akan kekuatanya membuatnya lupa diri. Angin menjawab.. "Hai air.. Apa kau juga ingin membela manusia? Maka kau akan bernasib sama seperti api". Kata angin kemudian menggulung air dengan pusaranya. Hingga air tercecer dan hilang tersapu angin.
Tingkah sang angin semakin menjadi. Dia memporak porandakan tiap apa yang di laluinya. Menghancurkan, merobohkan, dan menerbangkan tiap apa yang di laluinya. Tentu saja hal tersebut membuat para manusia panik, dan lari ke segala penjuru mencari tempat berlindung. "Hahaha.. Rasakan kemarahan ku wahai manusia. Tak akan ada lagi yang mampu melindungi kalian dari kemarahan ku. Jika ada yang mampu mengalahkan aku, maka aku akan berhenti. Tapi kalian boleh bermimpi, karena pada kenyataanya.. Tak ada yang tak bisa aku terbangkan. Hahaha.. ". Angin yang angkuh itu tertawa menantang. 

Dan ahirnya, sang tanah pun mendengar ke angkuhan sang angin. Lalu tanah pun angkat bicara.. "Wahai angin sahabat ku. Sifat iri telah membuat mu berlaku bodoh. Maka kini aku yang akan menghadapi mu. Aku akan melindungi manusia dari amukan mu. Jika kau mampu, silahkan kau terbangkan aku". Kata tanah.
"Wahai para manusia, masuklah kalian ke dalam goa di bawah perut gunung-gunung ku. Maka kalian akan aman di sana". Kata tanah lagi. Lalu manusia pun berbondong-bondong masuk ke dalam goa-goa yang di
miliki bumi. Sedangkan sang angin kini membuat angin tornado yang semakin besar. Dia menerjang gunung, berharap mampu menerbangkanya. Tapi semua di luar dugaan, ternyata gunung tak bergeming. Dia tetap 

Baca Juga:

√ Cerita Rakyat | Asal Mula Danau Toba (Sumatera Utara)


berdiri kokoh pada tempatnya. Angin merasa penasaran, diapun memperbesar putaran tornadonya. Dia kembali menerjang gunung, dan lagi-lagi hasilnya sama. Gunung tetap kokoh tak bergeming. Ahirnya, angin yang sombong itu kelelahan. Dan mengaku kalah pada sang tanah. Dan anginpun menghentikan amukanya, dan dia berjanji akan memperbaiki kesalahanya.
Nah, para pembaca dongeng terbaru yang budiman. Kisah ini saya tulis karena ada permintaan dari pembaca. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini. Bahwa kesombongan bukanlah hal yang baik, hanya akan menimbulkan kerugian. Baik bagi orang lain dan diri sendiri. Berusahalah saling menghormati antar sesama. Agar kedamaian dan keserasian dapat tercipta. Nah.. Sekian dulu kisah kali ini. Tunggu kisah dongeng anak terbaru berikutnya ya.
TAMAT