Cerita Tiga Pengelana dan Tiga Permintaan

Dongeng Tiga Pengelana dan Tiga Permintaan - Apa kabar sobat dongeng? Sehatkan? Nah, pada cerita kali ini, kita akan belajar arti dari sebuah tanggung jawab. Terkadang orang yang menjanjikan sesuatu di kala susah, sering lupa menepatinya di kala mereka telah hidup dalam kemewahan. Begitupun tokoh yang ada dalam cerita dongeng kali ini. Maka, mari kita baca bersama dan ambil pesan positifnya.
Dahulu kala, di sebuah desa hiduplah seorang pemuda miskin. Dia tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Tapi meski hidup dalam kekurangan, mereka tak pernah mengeluh. Tapi yang sering menjadi fikiran pemuda itu adalah, keinginanya yang kuat untuk bisa menuntut ilmu. Tapi karena keterbatasan ekonomi yang di miliki keluarganya, dia tak mampu sekolah ke kota seperti teman-temanya.
Hingga pada suatu hari waktu dia menjual kayu bakar yang sudah di kumpulkanya dari hutan ke warung langgananya, ada dua orang pengelana yang tengah bercakap-cakap di warung itu. Mereka sedang asik bercerita tentang adanya orang suci yang tinggal di kawasan timur, dan orang suci ini memiliki do'a yang selalu terkabul. Apapun yang dia minta, pasti di kabulkan oleh sang pencipta. Hingga banyak orang dari seluruh penjuru dunia datang padanya dan minta di do'akan. Ternyata, dua pemuda pengelana itu juga baru saja bertemu di warung itu. Secara tak sengaja, mereka memiliki tujuan yang sama dan memutuskan untuk melalui perjalanan bersama-sama pula. Mendengar cerita dua pemuda pengelana itu, membuat pemuda miskin itu menjadi sangat tertarik. Dia berhayal umpama saja cita-citanya selama ini bisa terkabul, pasti dia akan sangat bahagia. 

Baca Juga:

√ Dongeng Anak Kancil dan Tikus | Budaya Nusantara


Ahirnya, pemuda miskin itu berusaha memberanikan diri berbicara pada dua pengelana tersebut. Dia berharap, dirinya di izinkan untuk ikut dengan mereka. Bahkan dia bersedia menjadi pembantu yang siap mengurusi segala kebutuhan mereka asal mereka mau mengizinkanya ikut. "Sepertinya kami memang butuh pelayan selama perjalanan.. Baiklah, kau boleh ikut. Tapi harus mampu melayani semua keperluan kami dengan baik selama di perjalanan..". Kata salah satu pengelana itu. Mendengar jawaban itu, pemuda miskin itu sangat senang. Dia lalu pulang dan meminta izin pada ibunya untuk melakukan perjalanan selama beberapa waktu demi meraih cita-citanya. Setelah semua keinginanya terkabul, dia akan segera pulang. Melihat tekad yang kuat dari anaknya, sang ibu hanya bisa memberi izin serta do'anya. Dia juga memberikan sekeping uang perak yang selama ini di simpanya sebagai bekal perjalanan anaknya. Perpisahan keluarga ini, begitu di liputi dengan rasa haru..
Tiga bulan sudah berlalu. Ketiga pemuda itu sudah berjalan melewati lembah, gunung, sungai, hutan, dan padang pasir. Ahirnya sampailah mereka di tempat tujuan mereka. Ketika sampai di sana orang suci yang dapat membaca isi hati itu langsung tau apa tujuan mereka, dan kesulitan apa saja yang harus mereka lalui agar bisa sampai di tempat itu. "Hai pengelana, aku tahu kalian menempuh perjalanan yang cukup sulit untuk sampai kesini. Aku merasa tersentuh dengan tekad kalian. Maka, katakan apa yang menjadi ke inginan mu. Maka aku akan mendo'akan satu permintaan untuk masing-masing dari kalian". Mendengar perkataan orang suci itu, pemuda pertama langsung saja maju dengan bersemangat. "Wahai orang suci, aku ingin bisa menjadi orang yang di beri kekayaan berlimpah. Maka do'akan lah aku". Kata pemuda pertama itu.
Lalu orang suci itupun memanjatkan do'a, lalu dia berkata pada pemuda pertama itu, " Pergilah ke arah barat, maka kau akan mendapat tujuan mu". Mendengar itu, pemuda pertama itu merasa senang, dengan semangat dia lalu menuju arah barat untuk mendapatkan tujuanya. Ketika dia sampai di sebuah padang ilalang, dia melihat ada sekelompok orang yang coba menjarah kereta dagang. Dengan sigap dia menolong kereta dagang itu, dan karena kemahiranya dalam bermain pedang, membuat semua bandit itu lari ketakutan. Ahirnya, dia di jadikan menantu oleh pedagang itu, dan ahirnya menjadi orang yang kaya raya.
Beberapa saat setelah kepergian pemuda pertama, pemuda ke dua maju untuk mengutarakan ke inginanya. " Wahai orang suci, aku ingin menjadi seorang raja yang memiliki kerajaan cukup besar, maka do'akan aku agar mimpi ku terkabul". Lalu orang suci itu berdo'a, setelah itu orang suci itupun berkata.. " Berjalanlah ke arah selatan, maka kau akan temukan tujuan mu". Mendengar itu, pemuda ke dua itupun sangat senang. Dia langsung bergegas berjalan ke arah selatan. Hingga pada ahirnya, dia sampai pada sebuah kerajaan yang cukup besar. Tapi kerajaan itu cukup sepi, penduduknya terlihat sangat sedih tanpa ada keceriaan yang terpancar. Ternyata, putri kerajaan itu mengalami sakit keras. Sudah ribuan tabib yang coba datang mengobati, tapi tak ada yang berhasil. Hingga sang raja berjanji, siapapun orang yang mampu menyembuhkan puteri kesayanganya, maka dia akan di nikahkan dengan sang putri dan di angkat menjadi raja. Mendengar hal itu, pemuda ke dua itu langsung datang ke istana. Dia lalu mencoba membuat ramuan warisan keluarganya untuk mengobati sang puteri. Dan ajaibnya, sang putri bisa sembuh dan sehat dengan cepat. Melihat hal itu, sang raja menjadi sangat senang. Lalu pemuda itu di nikahkan dengan puterinya, dan setelah sang raja wafat, pemuda itu di angkat sebagai raja penerusnya. Maka, mimpi pemuda itu sudah terkabul.
Kini, tinggal pemuda miskin yang masih tersisa, dia masih diam belum mengajukan permintaanya. " Wahai pemuda.. Apa yang jadi ke inginan mu? Cepat utarakan, maka aku akan mendo'akan agar harapan mu di kabulkan". Tanya orang suci itu. " Wahai orang suci, aku tak mau harta ataupun tahta. Karena ke duanya dapat hilang dan akan musnah pada ahirnya. Aku ingin, kau mendo'akan aku agar aku menjadi orang yang berpengetahuan luas. Sehingga ilmu ku memberi manfa'at bagi sesama". Mendengar jawaban pemuda itu, orang suci itu hanya tersenyum. Kemudian dia memejamkan mata dan memanjatkan do'anya, lalu dia berkata.. " Wahai pemuda baik, tinggalah di sini selama dua bulan. Maka aku akan mengajari mu tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. Dengan kecerdasan yang kau miliki, kau akan mampu menyerap tiap pengetahuan yang ku ajarkan dengan cepat". Mendengar itu, pemuda miskin itu menjadi sangat senang. Maka selama dua bulan, dia tinggal dan belajar pada orang suci itu. Setelah masa dua bulan habis, pemuda itu di suruh pulang untuk mengamalkan dan mengajarkan tiap pengetahuan yang dia dapat. Ahirnya setelah beberapa waktu berlalu, pemuda itu menjadi orang yang cukup terpandang. Banyak sekali orang dari penjuru dunia datang ke tempatnya dan menjadi muritnya. Hingga desa kecil itu kini menjadi kota besar yang sangat ramai. Dan pemuda itu kini memiliki bangunan sekolah serta rumah yang sangat mewah karena pemerintah merasa senang dan memberinya bantuan demi kemajuan dunia pendidikan. Maka, mimpi pemuda ini juga terkabul. Lalu, bagaimana ahir ceritanya? 

Beberapa tahun sudah berlalu. Pemuda pertama yang ingin agar menjadi kaya itu kini memiliki kekayaan yang melimpah. Tapi sayang, kekayaanya membuat dirinya sangat angkuh dan sombong. Bahkan dia juga meminjamkan uang dengan bunga melebihi 3x lipat. Hal itu membuat dirinya sangat di benci. Baik oleh tetangga bahkan anak buahnya sendiri. Hingga pada suatu hari rumah dan gudang hartanya kebakaran. Dia berteriak minta tolong, tapi karena banyak yang membencinya sebab kesombonganya, tak ada satupun orang yang sudi menolong. Ahirnya, semua harta kekayaan miliknya habis, isterinya juga pergi meninggalkanya karena dia sudah miskin. Kini, pemuda pertama itu menjadi pengemis dan gelandangan. 

Sedangkan pemuda ke dua yang menjadi raja, ternyata dia mulai di butakan kekuasaan. Dia menjadi raja yang sangat angkuh, arogan, dan juga kejam. Bahkan dia menaikan pajak hingga sangat tinggi, sehingga membuat rakyatnya menderita. Hingga pada ahirnya, kerajaan miliknya di serang kerajaan lain. Para rakyat dan prajurit, tak ada yang mau membantu untuk pergi berperang. Mereka malah memilih menyerahkan diri pada kerajaan lawan dengan senang hati, karena kerajaan lawan di kenal memiliki raja yang sangat arif dan bijaksana. Hal tersebut membuat para pasukan musuh dapat masuk dan menguasai kerajaan itu dengan mudah. Sedangkan pemuda ke dua yang jadi mantan raja itu, kini hidup dalam pelarian. Banyak yang mencarinya untuk di adili, maka dia hidup berpindah-pindah dengan menyamar dan kini juga menjadi gelandangan. 

Baca Juga:

√ Dongeng Anak "Si Kancil dan Siput " | Budaya Nusantara


Lalu, bagaimana dengan nasib pemuda ke tiga? Kini, pemuda ke tiga yang dulu miskin telah menjadi seorang cendikiawan besar. Di juga menjadi penasehat kepercayaan raja. Dia memiliki sebuah fasilitas pendidikan yang cukup besar dengan murit mencapai puluhan ribu orang. Dia juga memiliki rumah yang cukup megah dengan semua fasilitas yang di jamin oleh kerajaan. Kini dia, ibu, dan ke dua adiknya hidup bahagia. Semua karena ilmu pengetahuan yang pernah di pelajarinya, mengajarkanya, dan mau berbagi pada sesasam. Nah, sudah tahu bagaimana ahir kisahnya kan? Semoga kita dapat mengambil hikmah dari cerita ini. Dan untuk membantu perkembangan blog ini ke depan, bantu buat di share ya ke teman-teman. Baik via facebook, Twitter, Google+, atau yang lain. Terimakasih.. ^-^
THE END