√ Artikel Lengkap Tari Lenggang Tarian Tradisional dari Surabaya, Jawa Timur

Tari Lenggang adalah salah satu tarian selamat datang yang khas dari Surabaya, Jawa Timur. Tarian ini dimainkan oleh beberapa penari wanita yang menari dengan gerakan yang indah dan anggun. Tari Lenggang Surabaya ini merupakan adaptasi pengembangan dari kesenian sebelumnya yaitu Tari Tanda’an/ Ledek Tayub dan Sandur Madura.

Menurut sejarahnya, Tari Lenggang ini diciptakan oleh Dimas Pramuka Admaji pada tahun 1995. Pada saat itu dia diminta untuk menciptakan suatu tarian penyambutan untuk memeriahkan hari jadi Surabaya. Permintaan tersebut disambut baik oleh Dimas Pramuka Admaji dengan memasukan berbagai unsur budaya dan seni yang ada di Surabaya pada tarian kreasinya. Dalam tarian tersebut dia mengembangkan tarian yang gerak dan penyajiannya mengacu pada kesenian Tanda’an dan Sandur Madura. 
 
 

Setelah melalui proses observasi dan penggarapan yang baik maka jadilah Tari Lenggang ini. Tarian ini pertama kali dipentaskan pada acara hari jadi kota Surabaya di kediaman walikota Surabaya. Pada acara tersebut dihadiri oleh tamu – tamu besar, baik dalam negeri maupun mancanegara. Melalui penyajian tari yang baik, Tari Lenggang ini mendapat apresiasi dari para tamu yang datang. Dari situlah awal kemunculan Tari Lenggang yang hingga kini dijadikan sebagai salah satu tarian selamat datang untuk tamu besar yang datang ke Surabaya.

Dalam pertunjukan Tari Lenggang ini penari bisa ditampilkan secara individu, berpasangan atau berkelompok. Untuk gerakan Tari Lenggang ini lebih menekankan gerakan kepala, tangan, dada dan pinggul. Selain itu dalam tarian ini juga didominasi dengan gerakan memainkan selendang yang biasanya dikenakan di leher penari. Dalam pertunjukannya, penari menari dengan gerakan yang lemah gemulai dan penuh perasaan sesuai dengan iringan musik pengiringnya.

Musik pengiring dalam pertunjukan Tari Lenggang ini biasanya menggunakan iringan gamelan jawa dengan laras slendro yang menjadi ciri khas musik Gamelan Jawa Timur. Iringan musik ini harus dipadukan dengan gerakan tarian sehingga memunculkan penyajian tari yang serasi. Gendhing yang di gunakan biasanya merupakan Gendhing Jawa Timuran seperti walang kekek, jaranan, jula juli dan lain – lain. Selain musik juga terdapat tambahan seperti gaya vocal tanjung perak yang menjadi identitas kota Surabaya dan merupakan pengembangan dari Sandur Madura dan Remo putri

Selain gerakan yang indah dan dinamis, penari juga terlihat cantik dengan tata rias dan busana yang khas. Untuk busana Tari Lenggang ini merupakan pengembangan dari busana Tari Tanda’an, Tari Sandur Madura, dan Ning Surabaya yang dikemas dengan penuh warna. Pada tubuh bagian atas penari menggunakan kebaya pada bagian dalam dan kemben di bagian luar dengan berbagai ornament garis  sebagai pemanis. Pada bagian bawah penari menggunakan kain panjang Batik Pekalongan atau Batik Madura dengan aksen berbentuk jarit dan warna sesuai dengan kebaya. Selain itu berbagai aksesoris sebagai pemanis seperti bokongan, sampur, sabuk/ ebog, giwang, cundhuk, dan konde pada bagian kepala. Selain itu didukung dengan tata rias yang di sesuai kan dengan warna busana yang digunakan sehingga terlihat ekspresif dan cantik.
 
 
Dalam perkembangannya, Tari Lenggang ini masih tetap terjaga eksistensinya, karena merupakan tarian kreasi sehingga dapat dimodifikasi dengan beberapa variasi namun tidak meninggalkan intinya. Dalam perkembangannya Tari Lenggang ini masih terus dilestarikan dengan dipelajari dan ditampilkan dalam acara penyambutan tamu besar, festival budaya dan lain – lain, sebagai wujud usaha pelestarian dan memperkenalkan kepada masyarakat luas akan kesenian dan budaya dari Surabaya.