Cerita Wayang Kulit ( Kresna Sungging )
Raja
Kresna duduk di atas singgasana, dihadap oleh Wisnubrata, Patih Udawa
dan Setyaki. Datanglah Patih Sengkuni utusan Suyudana, raja Ngastina.
Kresna diminta menghadiri dan menjadi saksi penobatan Bagawan
Sabdajati yang diangkat sebagai pujangga istana, menggantikan Pendeta
Drona. Pendeta Drona telah lama pergi meninggalkan kerajaan Ngastina.
Kresna sanggup menghadiri upacara itu. Kemudian ia masuk istana untuk
berpamitan kepada para isteri. Wisnubrata dan Satyaki diserahi menjaga
istana Dwarawati. Kresna dan Sengkuni berangkat menuju Ngastina.
Raja
Baladewa datang di Dwarawati, disambut oleh Wisnubrata, Patih Udawa
dan Satyaki. Setelah diberi tahu bahwa raja Kresna ke kerajaan
Ngastina, Baladewa berpamitan akan menyusul ke Ngastina.
Raja
Suyudana dihadap oleh warga Korawa, Adipati Karna, Indraswara dan
Bagawan Sabdajati. Datanglah Patih Sengkuni bersama Kresna. Raja
memberi tahu tentang rencana pengangkatan pujangga istana. Kresna
mengusulkan agar jabatan pujangga diberikan kepada orang lain. Ia
tidak setuju bila Sabdajati diangkat menjadi pujangga Ngastina.
Terjadilah perdebatan antara Kresna dengan Bagawan Sabdajati. Mereka
bertentangan pendapat. Kresna pergi meninggalkan pertemuan. Bagawan
Sabdajati marah, Kresna pun dikejarnya. Di tengah jalan bagawan
tersebut berjumpa raja Baladewa dan pengawalnya. Terjadilah perdebatan
antara Baladewa dengan Bagawan Sabdajati. Mereka berkelahi. Baladewa
terkena sabda sang Bagawan, dan berubah wujud menjadi patung. Satyaki
yang membelanya juga terkena sabda, dan berubah menjadi pohon tal
putih, berdiri di tengah jalan.
Arjuna dan panakawan
mengembara di hutan, mencari Yudhisthira dan Wrekodara yang telah lama
meninggalkan kerajaan Ngamarta. Di tengah hutan, Arjuna dikeroyok
raksasa, tetapi raksasa dapat dikalahkan.
Dhang Hyang
Drona tengah berdiri di tepi samodera, merenungkan perselisihannya
dengan raja Suyudana. Ia ingin menjabat pujangga istana, tetapi raja
berkehendak Drona menjadi brahmana kerajaan. Datanglah Bathari Pramoni.
Ia memberi nasihat agar Drona hidup menyamar, sehingga cita-cita
Drona bisa tercapai. Bathari Pramoni mengubah Dhang Hyang Drona
menjadi Garuda, diberi nama Mintasih. Bathari Pramoni minta agar
Garuda selalu memberi pertolongan kepada orang-orang yang sedang
kesusahan.
Dalam perjalanan Arjuna bertemu dengan
Kresna. Kresna bercerita tentang hal ihwal yang terjadi di Ngastina.
Mereka setuju menuju ke Ngastina. Di tengah perjalananmereka melihat
patung dan pohon tal putih. Mereka heran. Kresna mengamat-amati dengan
seksama. Ia mengira patung dan pohon itu semula manusia. Patung dan
pohon tal lalu disayembarakan, siapa yang dapat mengembalikan ke wujud
semula akan dipenuhi segala permintaannya. Garuda Mintasih mendengar,
lalu menghadap Kresna. Garuda minta ijin akan mengembalikan wujud
patung dan pohon tal. Berhasillah usaha Garuda, patung dan pohon
kembali menjadi raja Baladewa dan Satyaki. Karena kesaktian Kembang
Wijayakusuma, Garuda berubah menjadi Dhang Hyang Drona. Namun Dhang
Hyang Drona minta mati. Kresna membuat lukisan yang menggambarkan
Aswatama mati diinjak Gajah Putih. Dikatakan oleh Kresna, di situlah
Dhang Hyang Drona akan mati. Kemudian Kresna, Baladewa, Arjuna dan
Panakawan pergi menuju kerajaan Ngastina.
Yudhisthira
dan Wrekodara menghadap Sang Hyang Wenang di Kahyangan Mereka bertanya
masalah perang Bharatayudha. Pertanyaan mereka dijawab, bahwa perang
mesti terjadi, karena harus diakuinya adanya kebenaran dan keadilan.
Setelah banyak bicara, Sang Hyang Wenang menyuruh agar mereka pergi ke
Ngastina. Di Ngastina akan ada upacara penobatan pujangga baru. Mereka
diminta dengan menyamar dalam wujud resi. Mereka menjunjung perintah
Sang Hyang Wenang. Yudhisthira menyamar dan berujud resi bernama Resi
Wasesa, dan Wrekodara bernama Bratawasesa. Mereka berdua turun ke
Marcapada, menuju Ngastina.
Raja Suyudana dihadap oleh
Bagawan Sabdajati dan tokoh-tokoh Korawa. Datanglah warga Korawa,
memberi tahu, bahwa di alun-alun terjadi perkelahian hebat. Seorang
pendeta melawan Kresna, dan Dhang Hyang Drona melawan Arjuna. Raja
Suyudana bersama Bagawan Sabdajati menuju ke alun-alun. Mereka melerai
yang sedang berkelahi. Resi Wasesa kembali menjadi raja Yudhisthira
dan Bratawasesa menjadi Wrekodara. Bagawan Sabdajati melerai
pertengkaran mereka dan berkata, bahwa sekarang belum waktunya terjadi
perang besar.
Raja Suyudana memanggil Dhang Hyang
Drona dan minta agar tetap tinggal duduk sebagai brahmana di istana
Ngastina. Mereka yang hadir diundang pesta di Ngastina.
Belum ada Komentar untuk "Cerita Wayang Kulit ( Kresna Sungging )"