Cerita Wayang Kulit ( Arjuna Terus )
Raja
Astina Prabu Suyudana berkenan duduk di singgasana kerajaan, dihadap
oleh Pandita Praja Dhahyang Durna, Adipati Karna, Patih Sakuni,
saudara-saudara raja tampak juga Raden Arya Dursusana, Raden Arya
Kartamarma, Raden Arya Jayadrata, Raden Arya Durmagati, Raden Arya
Citraksa dan Raden Arya Citraksi. Konon di pasewakan Prabu Suyudana
menguraikan keheranannya perihal berita yang tersiar bahwasanya
saudaranya Pandawa mengalami keelokan-keelokan kehidupannya, yang tak
lain tentu atas perkenan dewa.
Untuk jangan sampai raja selalu
dirundung keheranan, dikeluarkanlah perintah untuk menyelidiki
kebenaran berita tersebut. Tugas diberikan kepada Patih Arya Sakuni,
Dipati Karna beserta para Korawa. Selesai perintah raja, pertemuan di
pasewakan pada waktu itu segera dibubarkan. Raja meninggalkan
pasewakan, selanjutnya berkenan bertemu dengan permaisuri Dewi
Banowati. Kepada sang Permaisuri dijelaskan, bahwasanya atas kehendak
raja telah diutus Patih Sakuni, Dipati Karna dan para Korawa pergi ke
praja Amarta, untuk menyatakan kebenaran berita, bahwasanya Pandawa
mengalami keelokan-keelokan dalam kehidupannya.
Konon
Sri Kresna raja di negara Dwarawati sangat rindu kepada adik-adiknya
Pandawa, kepada mereka yang menghadapnya, yalah putra mahkota Raden Arya
Samba, Raden Arya Setyaaka dan Raden Arya Setyaki, Patih Udawa
diperintahkan untuk tetap berada di istana. Sesuai titah raja, segera
Sri Kresna melaju ke praja Amarta.
Di Kerajaan
Guwamiring, Prabu Jatayaksa sedang mengadakan perembukan dengan Patih
Jataketu, dan emban raja bernama Jatayaksi. Permasalahan berkisar kepada
tersiarnya berita, bahwasanya raja dari Kerajaan Srawantipura bernama
Prabu Sukendra berputra-putri bernama Dyah Sarimaya yang teramat elok
parasnya. Raja Guwamiring berketetapan diri untuk melamarnya, kepada
punggawa praja ialah dtya tertua bernama Kalameru diserahi tugas
menyampaikan surat lamaran ke hadapan raja Srawantipura. Setelah
diterima perintah raja, bermohon dirilah Kalameru untuk melaksanakan
tugas raja. Kepergiannya disertai wadyabala Kerajaan Guwamiring parjurit
andalan raja kesemuanya berwujud raksasa si Kalayaksa, Kalanindita,
Kalakarawu. Di pertengahan perjalanannya mereka bertemu dengan wadyabala
dari Kerajaan Astina, terjadilah perselisihan rembug sehingga memuncak
menjadi peperangan. Wadya yaksa terpaksa mundur tak tahan menghadapi
wadyabala Astina, namun kedua-duanya menyadari tak perlunya dilanjutkan
perselisihan tersebut, sehingga kedua-duanya pun melanjutkan
perjalanannya masing-masing.
Di Gunung Retawu, bermukimlah
seorang pertapa yang suci bernama Begawan Abiyasa.Konon pada suatu hari
dipacrabakan pertapaan Begawan Abyasa menerima kedatangan cucunya yang
bernama Raden Angkawijaya. Ditanyailah Raden Angkawijaya, berdatang
sembah menceriterakan bahwasanya kedatangannya di pertapaan diutus
ayahandanya ialah Raden Arjuna dengan maksud mohon doa restu
terkabulkanlah apa yang dicita-citakan ayahandanya. Seetlah sang Begawan
memberikan jawaban seperlunya, kepada Raden Angkawijaya dipersiapkan
segara meninggalkan pertapaan Wukir Retawu, untuk segera kembali
diiringikan Kyai Semar, Nalagareng, dan Petruk.
Di
Kerajaan Srawantipura Prabu Sukendra membicarakan perihal keadaan
putra-putrinya yang bernama Dyah Sarimaya dengan Patih Kalakismaya. Raja
bersabda, " Wahai Kakanda Patih Kalakismaya, alangkah sedihnya keadaan
saya ini. Bukanlah aib yang kusandang,melihat putriku Dyah Sarimaya
mengandung tak tetntu ayahnya? Justru keadaan ini lebih mempersulit
lagi, sebab banyak sudah para ratu lain negeri yang mengajukan lamaran,
bagaimana sikapku menghadapi mereka Paman Patih?." Patih Kalakismaya
mempersilakan, sebaiknya kepada putri Sarimaya ditanyai saja, bagaimana
duduk perkara sebenarnya. Raja menerima usul Patih Kalakismaya,
segera menemui putrinya di dalam kraton.
Kepada Dyah
Sarimaya raja bertanya," Wahai buah hatiku, Anakku Sarimaya, cobalah
berterus-terang ceritakanlah kepada aku, bagaimana asal-mulanya anakku
mengandung? Dan siapakah gerangan yang telah berbuat denganmu itu?."
Dyah Sarimaya dengan berterus-terang melaporkan keadaan dirinya dari
awal sampai akhir, bahwasanya sampai dalam keadaan mengandung, sebab
bertemu dengan seorang satriya Madukara bernama Raden Arjuna. Agaknya
keterangan yang jujur dari putri Sarimaya tak dapat begitu saja
diterima oleh Prabu Sukendra. Tampak raja sangat meluap amarahnya,
kepada putranya bersabdalah sang Raja, " Wahai Anakku Mayakusuma, coba
perhatikan kejadian kakakmu itu, sudah mengandung tak keruan lagi
lakinya. Bagiku hidup di dunia ini sudah tak ada gunanya lagi, aib
yang kuderita. Tak pantaslah bagi seorang raja yang disegani oleh para
raja negeri lain, berputra tak keruan tingkah-lakunya, sebaiknya aku
tak suadi melihatnya saja," kepada Raden Mayakusuma dan Patih
Kalakismaya diperintahkan untuk segera menghukum Dyah Sarimaya, dengan
jalan dibakar hidup-hidup. Perintah segera dilaksanakan, Dyah Sarimaya
tampak terbakar di api unggun, namun tak mati. Kelihatan Raden Arjuna
di dalam api unggun itu bertemu dengan istrinya ialah Dyah Sarimaya.
Setelah berpesan kepada Dyah Sarimaya, Raden Arjuna kembali ke praja
Madukara.
Di Kearajaan Amarta, Prabu Puntadewa menerima
kedatangan raja Dwarawati Prabu Kresna, tampak juga hadir Raden Arya
Wrekodara, Raden Nakula, dan Sadewa. Pembicaraan berkisar perihal Raden
Arjuna yang sudah sekian lamanya tak tampak sowan ke praja Amarta.
Selagi mereka berbincang-bincang masuklah Adipati Karna dan Patih Arya
Sakuni diiringi pula oleh para Korawa. Raden Arya Dursasana, Raden Arya
Kartamarma, Raden Arya Durmagati, Raden Arya Jayadrata, Raden Arya
Citraka, dan Raden Arya Citraksi. Seluruh yang hadir membulatkan tekad
untuk menemui Raden Arjuna di praja Madukara. Raden Arjuna yang
bergelar Sang Prabu Arjuna sedang duduk dihadap oleh putra-putranya,
Raden Arya Gatutukaca, Raden Angkawijaya, Kyai Semar, Nalagareng, dan
Petruk. Hari itu Prabu Arjuna berkenan memberikan perintah, " Wahai
Putra-pitraku, hari ini siapa saja yang berkunjung ke Madukara,
hendaknya tak melambung keris (senjata)," para putra mengiyakan
perintah, pamandanya. Segera Prabu Arjuna masuk kedalam kedaton, para
putra berjaga-jaga kalau ada tamu berkunjung ke Madukara. Tak lama
datanglah Sri Kresna dan Raden Arya Wrekodara, Raden Arya Gatutkaca
berdatang sembah kepada kepada ayahandanya Raden Arya Wrekodara
menyampaikan pesan Prabu Arjuna, jika hendak masuk ke Madukara keris
harap ditanggalkan. Peringatan yang disampaikan oleh putranya Raden
Arya Gatutkaca dianggap oleh Raden Wrekodara agak janggal, tak layak
lagi seorang ksatriya menanggalkan kerisnya, apa lagi kelengkapan
sopan- santun berbuasana. Dalam benaknya Raden Wrekodara mengguman,
"
Ah, ada-ada saja Arjuna ini ", segera segala peringatan tak
diindahkannya, masuklah Raden Arya Wrekodara ke dalam ruangan tamu di
praja Madukara.
Namun apa yang terjadi, selagi
melangkahi pintu utama, Raden Arya Wrekodara sudah berubah warna,
berganti menjadi wujud seorang wanita. Menyadari dirinya telah berubah
jenis, undurlah Raden Arya Wrekodara mengurungkan niatnya. Disusul
kemudian oleh Sri Kresna, Raden Angkawijaya menyongsongnya, dan
berdatang sembah sambil berkata.
" Uwa Prabu Kresna,
Ramanda Arjuna berpesan semua tamu yang masuk ke dalam praja Madukara,
mohon senjata ditinggalkan"' namun Prabu Kresna pun tak menuruti
permintaan Raden Angkawijaya. Selagi memaksa masuk ke dalam, berubah
pula keadaan Prabu Kresna menjadi wanita.
Sri Kresna
menyadarinya, agaknya merasa malu tak mengindahkan permohonan Raden
Angkawijaya, baliklah Sri Kresna dengan tak mengucap sepatah kata pun
kepada Raden Angkawijaya. Namun dalam hatinya sangat masgul, apakah
gerangan yang terjadi dengan adiknya Arjuna bertingkah sedemikian rupa.
Untuk meyakinkan keadaan tersebut, lajulah Sri Kresna terbang menuju
ke tempat Dewa Suralaya. Tak lain akan mencari sebab-musabab kejadian
tersebut.
Di kadewatan Suralaya, Hyang Girinata
berembug dengan Hyang Narada, sabda Hyang Girinata. " Kakanda Narada,
apakah gerangan yang menjadikan gara-gara (huru-hara) di lingkungan
Suralaya ini?". Hyang Narada melapor pada Hyang Girinata, bahwasanya
Suralaya, bahwasanya Suralaya dalam keadaan garagara tak lain
dikarenakan Prabu Kresna naik ke kadewatan. Belum usai Hyang Narada
melapor,
menghadaplah Sri Kresna kepada Hyang Girinata menceriterakan bahwasanya diretyapada Arjuna
sedang mempertontonkan kesaktiannya, yang tak ubahnya seperti lalaning jagat. (Lalaning Jagad dapat
diartikan bahwasanya Janaka menjadi jagonya para dewa, dikarenakan kesaktiannya ). Hyang Siwah
setelah mendengar laporan Sri Kresna amat murka, Hyang Narada diutusnya kemretyapada untuk menemui
Arjuna, dan berangkatlah Hyang Narada melakukan tugas tersebut. Sampailah sudah di praja Madukara,
Raden Arya Gatutkaca menyongsong kedatangan Hyang Narada, tak ketinggalan Raden Angkawijaya.
Dengan segala kerendahan hati kedua ksatriya memberitakan perihal segala peraturan tata cara yang
dipesankan oleh ramandanya Prabu Arjuna, ialah barang siapa yang akan memasuki praja Madukara tak
diperkenankan membawa serta senjata pada dirinya. Hyang Narada tentu saja tak dapat menerima
perlakuan peraturan yang sedemikian itu, apa lagi merasa dirinya sebagai seorang dewa dan menjadi
utusan Hyang Girinata. Murkalah Hyang Narada kepada kedua istrinya tersebut, memaksakan dirinya untuk
masuk melangkahi pintu gapura utama Madukara. Apa yang terjadi, tak ubahnya seperti yang terdahulu,
barubah pulalah rupa dari dirinya sudah berubah menjadi wanita segera meninggalkan pura Madukara,
kembali melapor ke Suralaya. Adapun Sri Kresna bersama-sama Raden Arya Bima, hanya tertegun saja
melihat keadaan demikian itu.
Di Kerajaan Amarta, Sri Yudistira menerima kadatangan Adipati Karna beserta Patih Arya Sakuni dan para
Korawa. Tampak tak jauh dari Sri Yudistira, Raden Nakula, Raden Sadewa. Agaknya setelah tugas
penyelidikan Adipati Karna dan Patih Arya Sakuni cukup membawa bukti-bukti, bermohon dirilah
mereka balik ke nagara Astina.
Konon Sekermbalinya Hyang Narada dari Madukara, Hyang Siwah segera turun kemretyapada untuk
menemui Arjuna, tak lupa Hyang Narada tutut serta mengiringinya. Di pura Madukara Raden Arjuna yang
sedang
dihadap oleh Raden Gatutkaca,, Raden Angkawijaya menerima kedatangan
Hyang Siwah dan Hyang Narada. Setelah bertatap muka dengan Arjuna,
Hyang Siwah menyadarinya bahwasanya bukan Arjuna, yang dihadapinya,
malainkan Sang Hyang Jati wisesa. Bersujudlah Hyang Siwah di hadapan
Sang Hyang Jatiwisesa, dan setelah diberi uraian dan penjelasan,
bermohon dirilah Hyang Siwah untuk kembali ke kahyangan Suralaya
beserta Hyang Narada. Sri Kresna dan Raden Wrekodra yang hadir pula di
pura Madukara diberitahu oleh Sang Hyang Jatiwisesa, bahwasanya
sesungguhnya Raden Arjuna menjadi lelananging jagat jagonya para dewa
dalam membrantas kejahatan-kejahatan di dunia ini. Setelahberpesan,
Hyang Jatiwisesa meninggalkan tubuh Arjubnam kembalilah dalam keadaan
sebenarnya. Parakeluarga merangkul Raden Arjuna, seisi pura Madukara
diliputi kebahagiaan. Namun suasana yang hanggarbinggar itu tak
berlangsung lama. Justru para Korawa yang dipimpin oleh Adipati Karna
mengadakan pembakaran. Banyak bangunan di Madukara yang terbakar, Raden
Arya Gatutkaca dan Raden Angkawijaya diperintahkan untuk mengundurkan
musuh yang ternyata mereka saudara sendiri, dari Korawa. Kadua
ksatriya mengamuk bagaikan banteng yang terluka, para Korawa tak tahan
menghadapi ulah kedua ksatriya tersebut dalam medan laga. Ajhirnya
mundurlah mereka kembali ke negara Astina.
Kembalilah pura Madukara diliputi kesenangan, Sri Kresna setelah melepaskan rindunya kepada Raden
Arjuna berkenan mohon diri kembali ke negara Dwarawati. Raden Arya Wrekodara pergi ke praja Amarta
untuk melapor kepada Raja Yudistira, perihal kejadian-kejadian tersebut.
cerita wayang, cerita wayang bahasa jawa, cerita wayang kulit, cerita
wayang beber, cerita wayang ramayana, cerita wayang golek, cerita
wayang mahabarata, cerita wayang arjuna, cerita wayang beber berasal
dari, cerita wayang bahasa jawa arjuna,cerita wayang abimanyu dalam
bahasa jawa, cerita wayang arjuna bahasa jawa, cerita wayang antasena,
cerita wayang adipati karna, cerita wayang adalah, cerita wayang anoman
duta, cerita wayang arjuna dan srikandi,cerita wayang bima, cerita
wayang bahasa jawa singkat, cerita wayang bahasa jawa semar, bahasa jawa
cerita wayang, gaya bahasa cerita wayang,bahasa jawa cerita wayang
ramayana, bahasa jawa cerita wayang ramayana sintha kandhusta, cerita
wayang b jawa, cerita wayang b.jawa singkat, cerita wayang b.sunda,
cerita wayang b.indonesia, cerita wayang b.jawa pendek, cerita wayang
cangik, cerita wayang cangik dalam bahasa jawa,cerita wayang cupu manik
astagina, cerita wayang cepot,cerita wayang cekak, cerita wayang
caranggana, cerita wayang cinta, cerita wayang citraksi, cerita wayang
citraksa, cerita wayang candrabirawa dalam bahasa jawa
,cerita wayang dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, cerita wayang dewi sinta, cerita wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, cerita wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, gambar dan cerita wayang kulit, judul dan cerita wayang, tokoh dan cerita wayang, dewa di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang epos mahabarata, cerita wayang entus, cerita wayang bambang ekalaya, cerita wayang ki entus, cerita wayang golek erawan palastra, cerita wayang cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang dalang entus, cerita wayang ki enthus, cerita wayang full, cerita wayang fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang golek full, cerita wayang kulit full, fungsi cerita wayang, filosofi cerita wayang,fungsi cerita wayang di indonesia, download cerita wayang golek full, cerita wayang gareng, cerita wayang golek bahasa sunda, cerita wayang gatotkaca bahasa jawa, cerita wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca gugur, cerita wayang golek si cepot, cerita wayang gugure abimanyu, cerita wayang golek lucu, cerita wayang hanoman, cerita wayang hanoman dalam bahasa jawa, cerita wayang humor, cerita wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, cerita wayang anoman singkat, cerita wayang hanoman dalam bahasa sunda, cerita wayang hari ini, cerita wayang hasil karya sunan kalijaga, cerita wayang anoman sejarah
cerita wayang indonesia, cerita wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang indrajit, cerita wayang india, cerita wayang indrajit dalam bahasa jawa, cerita wayang iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, cerita wayang ing basa jawa, cerita wayang islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, cerita wayang jawa singkat, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa dalam bahasa jawa, cerita wayang jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, cerita wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang kulit bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, cerita wayang kumbakarna gugur, cerita wayang kulit semar, cerita wayang kresna dalam bahasa jawa, cerita wayang kulit singkat, cerita wayang kulit wahyu katentreman, cerita wayang lucu ,cerita wayang limbuk, cerita wayang lengkap, cerita wayang laksmana, cerita wayang lucu bahasa jawa, cerita wayang lahirnya wisanggeni, cerita wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,cerita wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang mahabarata bahasa jawa ngoko,cerita wayang modern,cerita wayang maharsi wiyasa,cerita wayang mahabarata dan ramayana,cerita wayang menggunakan bahasa jawa,cerita wayang mahabarata lengkap,cerita wayang mahabarata bahasa jawa singkat,cerita wayang madya,cerita wayang nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,cerita wayang nakula sadewa bahasa jawa,cerita wayang nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,cerita wayang nganggo basa jawa,cerita wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,cerita wayang nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang orang sriwedari,cerita wayang orang anoman obong,cerita wayang orang banyak diambil dari kisah,cerita wayang orang mahabarata,cerita wayang online
,cerita wayang dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, cerita wayang dewi sinta, cerita wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, cerita wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, gambar dan cerita wayang kulit, judul dan cerita wayang, tokoh dan cerita wayang, dewa di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang epos mahabarata, cerita wayang entus, cerita wayang bambang ekalaya, cerita wayang ki entus, cerita wayang golek erawan palastra, cerita wayang cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang dalang entus, cerita wayang ki enthus, cerita wayang full, cerita wayang fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang golek full, cerita wayang kulit full, fungsi cerita wayang, filosofi cerita wayang,fungsi cerita wayang di indonesia, download cerita wayang golek full, cerita wayang gareng, cerita wayang golek bahasa sunda, cerita wayang gatotkaca bahasa jawa, cerita wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca gugur, cerita wayang golek si cepot, cerita wayang gugure abimanyu, cerita wayang golek lucu, cerita wayang hanoman, cerita wayang hanoman dalam bahasa jawa, cerita wayang humor, cerita wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, cerita wayang anoman singkat, cerita wayang hanoman dalam bahasa sunda, cerita wayang hari ini, cerita wayang hasil karya sunan kalijaga, cerita wayang anoman sejarah
cerita wayang indonesia, cerita wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang indrajit, cerita wayang india, cerita wayang indrajit dalam bahasa jawa, cerita wayang iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, cerita wayang ing basa jawa, cerita wayang islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, cerita wayang jawa singkat, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa dalam bahasa jawa, cerita wayang jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, cerita wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang kulit bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, cerita wayang kumbakarna gugur, cerita wayang kulit semar, cerita wayang kresna dalam bahasa jawa, cerita wayang kulit singkat, cerita wayang kulit wahyu katentreman, cerita wayang lucu ,cerita wayang limbuk, cerita wayang lengkap, cerita wayang laksmana, cerita wayang lucu bahasa jawa, cerita wayang lahirnya wisanggeni, cerita wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,cerita wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang mahabarata bahasa jawa ngoko,cerita wayang modern,cerita wayang maharsi wiyasa,cerita wayang mahabarata dan ramayana,cerita wayang menggunakan bahasa jawa,cerita wayang mahabarata lengkap,cerita wayang mahabarata bahasa jawa singkat,cerita wayang madya,cerita wayang nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,cerita wayang nakula sadewa bahasa jawa,cerita wayang nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,cerita wayang nganggo basa jawa,cerita wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,cerita wayang nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang orang sriwedari,cerita wayang orang anoman obong,cerita wayang orang banyak diambil dari kisah,cerita wayang orang mahabarata,cerita wayang online
Belum ada Komentar untuk "Cerita Wayang Kulit ( Arjuna Terus )"