Cerita Wayang Kulit ( Jatidiri dan Sikap Hidup Kresna)


Tokoh Kresna dikenal dalam cerita India, kemudian datang ke Indonesia dan dikembangkan melalui sastra Jawa kuna dan sastra Jawa baru. Dalam mitologi India diceritakan Kresna sebagai awatara dewa Wisnu, kehadirannya di dunia sebagai jelmaan dewa Wisnu yang kedelapan. (Dowson, 1957: 160). Y.E.van Lohuizen dalam penelitannya menyimpulkan, Kresna merupakan awatara Wisnu yang ke duapuluh. Wisnu berturut-turut berawatara menjadi Purusa, Wariha, Narada, Nara dan Narayana, Kapila, Dattatreya, Yajna, Rsabha, Prthu, Matsya, Kurma, Dattwantari (dua kali) Narasingha, Wamana, Parasurama, Wedawyasa, Rama, Balarama, Kresna, Buddha dan Kalkin (Lohuizen, 1976 : 31)

Dalam Bab II dan III telah diuraikan cerita Kresna yang bersumber kesastraan India dan sastra pewayangan. Berikut ini perbandingan dan pemaparan jatidiri Kresna yang diambil dari berbagai sumber cerita.

Kresna Sejak Kanak dan Menjelang Dewasa

Kresna adalah anak Dewaki dan Wasudewa, termasuk suku Yadawa, keturunan Yadu ia lahir dari kehamilan yang ke delapan, jelmaan dewa Wisnu. Isteri Wasudewa yang lain bernama Rohini, beranak Sankarsana berkulit putih (Wisnupurana, 1961 : 401). Dalam kitab Wisnupurana dan Mahabharata diceritakan, Wisnu mencabut dua helai rambut putih dimasukan di rahim Rohini, sehelai rambut hitam ke rahim Dewaki. Setelah Rohini dan Dewaki hamil dan beranak, masing-masing melahirkan Balarama berkulit putih dan Kresna berkulit hitam. Diceritakan pula, bahwa Ugrasena raja Manthura mempunyai saudara laki-laki bernama Dewaka. Ugrasena beranak Kangsa, Dewaka beranak Dewaki. Dewaki diperisterioleh Wasudewa, yang kemudian beranak Balarama dan Kresna (Dowson, 1957:161). Karena diramal, bahwa Balarama dan Kresna akan menghancurkan kekuasaan Kangsa, Balarama dan Kresna dititipkan kepada Nanda dan Yasoda (Dowson: op.cit,165)

Dalam kitab kakawin Krnandhaka diceritakan dewa Wisnu menjelma dalam rahim Dewati atau Raiwati isteri Basudewa. Dewa Basuki turun dalam isteri Basudewa yang bernama Rohini. Rohini melahirkan Kakrasana, Dewati melahirkan Kresna. Sejak bayi Kakrasana dan Kresna dititipkan kepada Antagupta dan Ayaswadha di Gobraja daerah Magadha (Kresnandhaka Zang IV – V)

Perkembangan cerita Kresna pada masa kecil dalam cerita pewayangan sedikit mengalami perubahan dan mempunyai beberapa versi cerita.

Dalam Serat Pakem Padhalangan Wayang Purwa, lakon Wisnu Nitis atau Lairipun Kangsa (Naskah Reksapustaka Surakarta Nomor D.79:2349-252), diceritakan demikian: Atas perintah Sang Hyang Guru, Hyang Wisnu menjelma ke marcapada bersama Bathara Laksmanasadu dalam wujud ular naga. Hyang Basuki ingin ikut menjelma, Sang Hyang Brama mendukungnya. Sang Basuki dan Bathara

Laksmanasadu bersatu menjelma bersama. Harimau putih dan ular naga datang di hutan tempat Basudewa berburu. Kemudian mereka dibunuh oleh Basudewa.
Harimau putih musnah oleh panah Basudewa. Jasmaninya masuk ke Dewi Kunthi isteri Pandhu. Naga musnah oleh panah Basudewa. Jasmani dan roh halusnya merasuk kepada Dewi Rohini isteri Basudewa yang lain. Kemudian Dewi Kunthi beranak Arjuna, jelmaan dari Wisnu. Dewi Rohini beranak Kakrasana.
Nojowirongko bercerita, penjelmaan Wisnu ke dunia terbelah menjadi dua, yaitu Kresna dan Arjuna. Andaikata bunga, mereka sebagai mahkota dan sari bunganya. Andaikata api, mereka sebagai bara api dan nyala apinya. Andaikata sirih, ibarat bagian muka dan belakang daunnya, berbeda rupa, bila digigit sama rasanya (Nojowirongko, 1954: 66).

Dalam Serat Pakem Purwa, lakon Kangsa Lair (Naskah Reksapustaka Surakarta Nomor D.70:65) diceritakan, bahwa isteri Basudewa bernama Mahera, Dewi Rohini dan Dewi Mahendra. Kangsa lahir dari Mahera, hasil hubungan gelap dengan Gorawangsa. Kakarsana atau Kakrasana lahir dari Dewi Rohini, jelmaan dewa Bathara Basuki.dan Bathara Laksmanasadu. Kresna atau Narayana lahir dari Dewi Mahendra jelmaan dewa Wisnu. Kakrasana dan Kresna diasuh oleh Buyut Antagopa atau Buyut Nandagopa di Widarakandhang

Kasidho Gitasewoyo dalam cerita Basudewa Grogol, menceritakan Basudewa mempunyai isteri Amerta, Dewi Badraini dan Dewi Maherah. Dewi Amerta melahirkan dua anak kembar, diberi nama Kakrasana dan Narayana. Masing-masing berkulit hitam dan putih. Dewi Badraini beranak perempuan, diberi nama Bratajaya. Hasil hubungan gelap dengan Gorawangsa, Dewi Maherah melahirkan Kangsa (Kasidho Gitosewoyo, 1978: 29-33)

Dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa diceritakan, Basudewa mempunyai isteri Dewi Angsawati, Dewi Ugraini dan Dewi Badraini. Hubungan gelap antara Dewi Angsawati dengan Prabu Gorawangsa raja Jadingklik melahirkan Kangsa. Dewi Ugraini (Ugrawala) beranak Kakrasana, jelmaan Dewa Basuki. Badraini melahirkan dua anak kembar, bernama Narayana dan Endang Panangling (Kandhaning Ringgit Purwa: P CXXVII – CXXVIII).

Dalam Serat Babad Purwa diceritakan, Basudewa mempunyai isteri Dewi Angsawati, Ugraini dan Ugrayani. Angsawati berhubungan gelap dengan Mayangkara, beranak Kangsa. Ugraini beranak Kakrasana, Ugrayani beranak Narayana. Setelah beranak Kakrasana dan Narayana, Basudewa mengambil isteri ke empat bernama Badraini (Babad Purwa: P LXXXIII 1-38)

Hadikartoso dalam cerita lakon Laire Kakrasana Sakadang menceritakan, bahwa Bathara Wisnu bersama Bathara Leksmanasadu dan Bathara Basuki menjelma ke dunia. Mereka menjelma dengan perantara isteri Basudewa raja Mandura. Mereka bertiga turun ke dunia dalam wujud harimau putih dan ular naga. Harimau dan ular naga itu dibunuh oleh raja Basudewa, ketiga sang raja itu berburu di hutan. Roh mereka merasuk ke tubuh isteri Basudewa yang bernama Rohini, Dewaki dan Badraini. Rohini melahirkan bayi yang berkulit putih, diberi nama Kakrasana. Kemudian Dewaki mempunyai anak berkulit hitam, diberi nama Narayana atau Kresna. Badraini mempunyai anak, diberi nama Sumbadra (Hadikaryoso, 1982: 30-32)

………………………………………….

Di India Kresna mendapat banyak sebutan, antara lain Arisudana, Acyuta, Janardana, Gowinda, Hari, Hrisikesa, Yogeswara, Kesawa, Kesinisudhana dan Warsneya (Bhagawadgita, 1867: XXXVI)

Dalam cerita pewayangan Kresna mendapat sebutan Prabu Harimurti, Padmanaba, Narayana, Kesawa, Wasudewa, Wisnumurti, Danardana, Janardana, dan Dewaki. Ia bernama Kresna karena tubuh, tulang dan sumsumnya hitam. Ia bernama Pabmanaba karena mempunyai bunga Wijayakusuma yang berkhasiat untuk menghidupkan orang sedunia yang mati sebelum takdir kematiannya. Ia bernama Narayana karena penjelmaan dewa yang berkuasa mendinginkan panas hati semua makhluk hidup. Ia bernama Kesawa karena mempunyai kesaktian untuk bertiwikrama berwujud Kalamertyu. Ia bernama Wasudewa karena ia dewa terpilih. Ia bernama Darnadana karena kaya raya, segala keinginananya terlaksana, segala yang dikehendaki datang dengan sendirinya. (Siswoharsojo, 1956:11)

Sejak kecil sampai masa dewasa Kresna dilahirkan sebagai manusia luar biasa. Ia diasuh oleh Antagupta (dalam cerita India) atau Sagopa (dalam cerita pewayangan). Sejak bayi ia disusui oleh iblis betina bernama Putana suruhan Kangsa untuk membunuhnya, tetapi Putana dihisap air susunya hingga mati (Dowson, 1957:165). Iblis yang akan membunuh Kresna dengan mengoleskan racun pada buah dadanya itu dalam cerita Jawa kuna bernama Kotana (Kresnandhaka VI: 1). Selanjutnya cerita Kresna sejak kanak-kanak dapat dibaca dalam Bab II.

Dalam cerita pewayangan tidak banyak diceritakan kehidupan Kresna sejak kanak-kanak. Setelah menjelang dewasa Kresna berhasil membunuh Kangsa, kemudian merebut kekuasaan negara Mathura dan diserahkan kembali kepada ayah Kangsa bernama Ugrasena (Dowson, op.cit: 166). Dalam cerita India, Kangsa adalah anak Ugrasena, raja Mathura. Kekuasaan Ugrasena direbut oleh Kangsa. Dalam cerita pewayangan Kangsa lahir dari isteri Basudewa, raja Mandura, hasil hubungan gelap dengan Gorawangsa. Kemudian Kangsa merebut kekuasaan Basudewa atas kerajaan Mandura. Kresna dan Baladewa berhasil membunuh Kangsa, kemudian menyerahkan kekuasaan negara Mandura kepada Basudewa. Cerita ini dimuat dalam Lakon Kangsa Adu Jago (Naskah Reksapustaka Surakarta Nomor D.82: 18)

Kresna mempunyai kesaktian luar biasa, dan selalu berhasil dalam perang. Ia mempunyai senjata Cakra atas pemberian dewa Agni (Dowson, op.cit.:162). Dalam cerita Adiparwa, diceritakan Kresna menerima seperangkat panah bernama Mahaksaya Mahesadi dari dewa Agni (Adiparwa, 1985: 113). Dalam cerita Kresnandaka, Kresna menerima senjata pemberian Puspakindama yang diruwat dalam wujud buaya di sungai Serayu. Puspakindama menyerahkan Cakrasudarsana (Kresnandhaka Z XXVI: 1-16). Baladewa menerima senjata dari Jambuwana yang diruwat dalam wujud ular naga. Jambuwana menyerahkan senjata dahsyat bernama Langghyala (Kresnanadhaka ZXXX: 1-5). Kesaktian Kresna juga didukung oleh terompet Pancajanya dan bunga Wijayakusuma.

Perkawinan Kresna

Sumber cerita India menceritakan, setelah tinggal di Dwaraka, Kresna melarikan Rukmini, kemudian diperistrinya. Selanjutnya Kresna kawin dengan Jembawati (anak Jambawat) dan Setyaboma (anak Satrajit). Jumlah isteri selir kurang lebih enam belas ribu dan beranak seratus delapan puluh ribu anak laki-laki. Perkawinan dengan Rukmini menghasilkan anak Pradyumna dan Charumati. Perkawinan dengan Jambawati menghasilkan anak Samba, dengan Setyaboma beranak sepuluh anak laki-laki (Dowson: 1957: 167). Dalam sastra Jawa Kuna cerita perkawinan Kresna dengan Rukmini dimuat dalam kakawin Kresnayana karangan Empu Triguna dan kakawin Hariwangsa karangan Empu Panuluh. Dalam cerita pewayangan ada beberapa versi cerita perkawinan Kresna.

Hardjowirogo dalam buku Sejarah Wayang Purwa menerangkan, Kresna mempunyai empat isteri, yaitu Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, Dewi Setyaboma dan Dewi Pretiwi. Dewi Jembawati beranak Samba, Dewi Rukmini beranak Siti Sundari, Dewi Setyaboma beranak Setyaka. Dewi Pretiwi anak Hyang Antaboga beranak Bomanarakasura (Hardjowirogo, 1982: 144). Dalam cerita lakon Sang Bomantara dijelaskan, bahwa Dewi Pretiwi mempunyai anak Ksitija (Suteja) dan Ksitisundari atau Siti Sundari (Soenarto Timoer, 1969: 2).

Padmosoekotjo dalam buku Silsilah Wayang Purwa Mawa Carita menerangkan, bahwa isteri Kresna sebanyak empat orang, yaitu Dewi Pretiwi (Nagaraja di Sumur Jalatundha), Dewi Jembawati (anak Jembawan dan Trijatha), Dewi Setyaboma (anak Prabu Setyajit, raja Lesanpura), dan Dewi Rukmini (anak Prabu Bismaka raja Kumbina). Dewi Pretiwi beranak Suteja yang kemudian menjadi raja di Trajutresna bergelar Prabu Bomanarakasura. Dewi Jembawati beranak Gunadewa dan Samba. Dewi Setyaboma beranak Siti Sundari dan Titisari. Dewi Rukmini beranak Partajumena (Padmosoekotjo Jilid V, 1984: 44)

Dalam Serat Wisnu Krama (Naskah Sanabudaya Yogyakarta Nomor PB. A128) diceritakan perkawinan Wisnu dengan Pretiwi yang beranak Yauti. Dalam cerita pedalangan diceritakan Pretiwi menjadi isteri Kresna, dan beranak Bomanarakasura.
Dalam kakawin Hariwangsa karangan Mpu Panuluh diceritakan perkawinan Kresna dengan Jembawati beranak Samba, perkawinan Kresna dengan Rukmini beranak Pradyuma (Hariwangsa Zang LII:4-5). Dalam kakawin Bomantaka disebut nama Gunadewa yaitu kawan Samba ketika Samba menggembara di hutan, kemudian bersama Kresna membunuh sang Bhoma atau sang Naraka, anak Pretiwi dengan Wisnu (Bhomantaka Zang CII-CV). Dalam cerita pewayangan Gunadewa dan Samba adalah anak Dewi Jembawati.

Cerita perkawinan Kresna dimuat dalam cerita Lakon Narayana Maling atau Kresna Kembang, berisi cerita perkawinan Kresna dengan Rukmini. Lakon Alap-alapan Setyaboma atau Kresna Pujangga berisi cerita perkawinan Kresna dengan Setyaboma. Lakon Narayana Krama berisi cerita perkawinan Kresna dengan Jembawati.

R.S. Subalidinata




cerita wayang, cerita wayang bahasa jawa, cerita wayang kulit, cerita wayang beber, cerita wayang ramayana, cerita wayang golek, cerita wayang mahabarata, cerita wayang arjuna, cerita wayang beber berasal dari, cerita wayang bahasa jawa arjuna,cerita wayang abimanyu dalam bahasa jawa, cerita wayang arjuna bahasa jawa, cerita wayang antasena, cerita wayang adipati karna, cerita wayang adalah, cerita wayang anoman duta, cerita wayang arjuna dan srikandi,cerita wayang bima, cerita wayang bahasa jawa singkat, cerita wayang bahasa jawa semar, bahasa jawa cerita wayang, gaya bahasa cerita wayang,bahasa jawa cerita wayang ramayana, bahasa jawa cerita wayang ramayana sintha kandhusta, cerita wayang b jawa, cerita wayang b.jawa singkat, cerita wayang b.sunda, cerita wayang b.indonesia, cerita wayang b.jawa pendek, cerita wayang cangik, cerita wayang cangik dalam bahasa jawa,cerita wayang cupu manik astagina, cerita wayang cepot,cerita wayang cekak, cerita wayang caranggana, cerita wayang cinta, cerita wayang citraksi, cerita wayang citraksa, cerita wayang candrabirawa dalam bahasa jawa


,cerita wayang dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci, cerita wayang dewi sinta dalam bahasa jawa, cerita wayang duryudana dalam bahasa jawa, cerita wayang dewa ruci dalam bahasa jawa, cerita wayang dewi sinta, cerita wayang dewi kunti, cerita wayang dewi anjani, cerita wayang dalam bahasa jawa singkat, cerita wayang dalam bahasa sunda, cerita di wayang, cerita di wayang hari ini, gambar dan cerita wayang, gambar dan cerita wayang kulit, judul dan cerita wayang, tokoh dan cerita wayang, dewa di cerita wayang, cerita wayang ekalaya, cerita wayang epos mahabarata, cerita wayang entus, cerita wayang bambang ekalaya, cerita wayang ki entus, cerita wayang golek erawan palastra, cerita wayang cekel indralaya, cerita wayang wahyu ekajati, cerita wayang dalang entus, cerita wayang ki enthus, cerita wayang full, cerita wayang fabel, cerita wayang versi jawa, cerita wayang free, cerita wayang golek full, cerita wayang kulit full, fungsi cerita wayang, filosofi cerita wayang,fungsi cerita wayang di indonesia, download cerita wayang golek full, cerita wayang gareng, cerita wayang golek bahasa sunda, cerita wayang gatotkaca bahasa jawa, cerita wayang gareng dalam bahasa jawa, cerita wayang gatotkaca gugur, cerita wayang golek si cepot, cerita wayang gugure abimanyu, cerita wayang golek lucu, cerita wayang hanoman, cerita wayang hanoman dalam bahasa jawa, cerita wayang humor, cerita wayang hot, cerita wayang arjuno sosro krido, cerita wayang anoman singkat, cerita wayang hanoman dalam bahasa sunda, cerita wayang hari ini, cerita wayang hasil karya sunan kalijaga, cerita wayang anoman sejarah


cerita wayang indonesia, cerita wayang ing tlatah jawa biasane asale soko kitab, cerita wayang indrajit, cerita wayang india, cerita wayang indrajit dalam bahasa jawa, cerita wayang iku asale soko ngendi, cerita wayang iku asale saka ngendi, cerita wayang ing basa jawa, cerita wayang islam, cerita wayang islami, cerita wayang jawa, cerita wayang jawa singkat, cerita wayang janaka, cerita wayang jawa dalam bahasa jawa, cerita wayang jawa lengkap, cerita wayang jowo, cerita wayang jayadrata gugur, cerita wayang jabang tutuka, cerita wayang jatayu, cerita wayang jawa ramayana, cerita wayang kresna, cerita wayang kumbakarna, cerita wayang kulit bahasa jawa, cerita wayang kulit bahasa indonesia, cerita wayang kumbakarna gugur, cerita wayang kulit semar, cerita wayang kresna dalam bahasa jawa, cerita wayang kulit singkat, cerita wayang kulit wahyu katentreman, cerita wayang lucu ,cerita wayang limbuk, cerita wayang lengkap, cerita wayang laksmana, cerita wayang lucu bahasa jawa, cerita wayang lahirnya wisanggeni, cerita wayang lahire abimanyu dalam bahasa jawa,cerita wayang lahirnya gatotkaca,cerita wayang lahire anoman,cerita wayang mahabarata bahasa jawa,cerita wayang mahabarata bahasa jawa ngoko,cerita wayang modern,cerita wayang maharsi wiyasa,cerita wayang mahabarata dan ramayana,cerita wayang menggunakan bahasa jawa,cerita wayang mahabarata lengkap,cerita wayang mahabarata bahasa jawa singkat,cerita wayang madya,cerita wayang nakula,cerita wayang nakula sadewa,cerita wayang nakula dalam bahasa jawa,cerita wayang nakula sadewa bahasa jawa,cerita wayang nakula bahasa jawa,cerita wayang nakula dan sadewa,cerita wayang nganggo basa jawa,cerita wayang nganggo bahasa jawa,cerita wayang nusantara,cerita wayang nakula nganggo basa jawa,cerita wayang orang,cerita wayang orang sriwedari,cerita wayang orang anoman obong,cerita wayang orang banyak diambil dari kisah,cerita wayang orang mahabarata,cerita wayang online