Rumah Adat Toraja : Sejarah, Ciri Khas dan Penjelasannya Lengkap

Rumah Adat Toraja – Dengan wilayah yang sangat luas, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam. Tak hanya kaya dengan pesona alamnya saja, Indonesia juga dikenal dengan sebutan negara seribu bahasa. Julukan tersebut diberikan kepada negara kita karena adanya berbagai macam bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meski menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu, tapi setiap daerah ataupun provinsi di Indonesia menggunakan bahasa masing-masing. Bahasa suku asli tersebut bahkan terus dilestarikan dengan penggunaan sehari-hari. Jadi, tidak heran jika satu provinsi dengan provinsi lainnya memiliki aksen dan bahasa yagg jauh berbeda. Selain bahasa yang digunakan sehari-hari, setiap wilayah juga memiliki rumah adat dengan ciri khas masing-masing.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi Indonesia yang cukup maju. Bahkan jika dibandingkan dengan provinsi lain di wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur, Sulawesi Selatan bisa dibilang sebagai pusat peradaban sekaligus pusat perekonomian yang kuat. Provinsi Sulawesi Selatan beribukota di Makassar yang juga dikenal sebagai kota metropolitan yang menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Berbicara masyarakat setempat, Sulawesi Selatan dikenal sebagai tempat tinggal Suku Toraja. Meski masih ada beberapa suku lain yang tinggal di wilayah ini, tapi suku Toraja lebih dominan.
Menurut catatan budaya yang kami miliki, nama rumah adat Toraja disebut juga dengan rumah Tongkonan. Mari kita ulas lebih lengkap tentang sejarah, struktur, dan juga fungsi tiap bangunan rumah adat suku Toraja.

Rumah Tongkonan, Rumah Adat Suku Toraja

Dalam bahasa Makassar, kata Rumah juga disebut dengan Balla atau Bola. Rumah Tongkonan juga berasal dari bahasa lokal. Menurut orang Toraja, Tongkon memiliki arti kata Duduk. Jika dilihat sepintas, desain dan bentuk rumah Tongkonan memang seperti sebuah kursi kecil yang digunakan untuk duduk. Bagi masyarakat Sulawesi Selatan, rumah Tongkonan sendiri bukan sekedar rumah biasa untuk berteduh dari terik cuaca atau hujan. Melainkan sebagai sebuah simbol keluarga dan status sosial di masyarakat. Tongkonan juga menjadi pusat kehidupan sosial suku asli Toraja.
rumah adat suku toraja
Rumah Tongkonan
Menurut sejarahya, rumah ini punya arti spiritual bagi suku Toraja. Oleh karena itu, dalam pembangunan rumah adat Toraja, semua anggota keluarga diharuskan membantu proses pembangunan ini. Apalagi dengan ukuran yang sangat besar, dibutuhkan tenaga dan proses yang melelahkan dalam proses pembangunan. Berdasarkan cerita rakyat yang dipercayai oleh masyarakat setempat, Tongkonan pertama kali dibuat di surga dengan 4 tiang. Ketika leluhur mereka turun ke bumi, ia pun meniru desain rumah yang sama dengan yang mereka tinggali di surga. Berdasarkan penuturan masyarakat setempat, ada 3 jenis rumah Tongkonan:
  • Rumah Tongkonan Layuk

Ini merupakan sebuah rumah yang diberikan kepada pemimpin adat atau orang yang memegang kekuasaan tertinggi. Biasanya, selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah ini juga digunakan sebagai pusat pemerintahan.
  • Rumah Tongkonan Pekamberan

Tempat ini diperuntukkan bagi anggota keluarga yang punya pengaruh dan juga wewenang tertentu dalam masyarakat adat. Mereka adalah orang yang mempertahankan tradisi lokal.
  • Rumah Tongkonan Batu

Sedangkan jenis rumah adat Tongkonan yang terakhi adalah Tongkonan bantu. Ini merupakan tempat tinggal bagi anggota keluarga biasa yang tidak punya status sosial tertentu di dalam masyarakat.
Akan tetapi, di zaman modern seperti ini, ketiga jenis rumah Tongkonan itu bisa dibangun oleh siapa saja. Ekslusifitas kaum bangsawan suku Toraya sudah menghilang karena anggota keluarga biasa yang merantau dan sukses di luar wilayah mereka bisa kembali dan membangun rumah Tongkonan yang besar.

Struktur dan Sketsa Rumah Adat Toraja

Berdasarkan desain yang digunakan, rumah adat Sulawesi Selatan Tongkonan memiliki struktur rumah panggung. Biasanya rumah menggunakan tiang penyangga berukuran besar dan bulat yang berjajar sebagai penyokong bangunan. Berbeda dengan rumah panggung yang menggunakan tiang yang tertanam ke dalam tanah, tiang yang menyangga bagian lantai, dinding, ataupun rangka rumah Tongkonan hanya ditumpangkan pada sebuah batu yang sudah dipahat sebagai pondasi. Tanpa masuk ke dalam tanah, rumah ini justru tetap kokoh dari guncangan maupun terpaan angin besar.
sketsa rumah adat toraja
sketsa rumah adat toraja
Di bagian dalam rumah, lantai dan juga dinding rumah adat Tongkonan terbuat dari papan yang telah disusun rapi. Menariknya, pembangunan rumah adat Tongkonan juga tidak menggunakan paku untuk menyambung papan ataupun engsel. Mereka hanya mengikat papan atau dinding dengan rotan atau menggunakan pasak kayu sebagai pengunci. Meski tanpa paku, jangan pernah meragukan kekuatan dan kekokohan rumah Tongkonan ya! Di zaman dulu kala, rumah ini bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.
Salah satu yang membuat rumah Tongkonan memiliki keunikan tersendiri adalah desain bagian atap. Jika diperhatikan, desain atap rumah Tongkonan terlihat seperti perahu yang terbalik lengkap dengan buritannya. Ada juga orang yang mencoba untuk menyamakan desain atap rumah Tongkonan dengan atap rumah adat Minang yang menyerupai tanduk kerbau. Atap rumah ini terbuat dari bahan alami seperti daun rumbia ataupun ijuk berkualitas. Hanya di zaman ini saja masyarakat Toraja menggunakan seng sebagai lapisan atap.

Fungsi Tiap Bagian Rumah Adat Toraja

gambar rumah adat toraja
Dalam pembangunan rumah adat Toraja, masyarakat setempat tidak hanya mempertimbangkan bahan dan juga struktur bangunan yang digunakan, tetapi juga memperhatikan fungsi setiap bagian rumah. Apalagi bagi suku Toraja, rumah Tongkonan dianggap sebagai lambang dari seorang ibu sedangkan lumbung padi yang biasanya dibangun di depan rumah ini dilambangkan sebagai seorang ayah. Berikut 3 bagian rumah adat Toraja serta fungsinya masing-masing.
  • Rattian Banua

Ini merupakan bagian atas atau loteng rumah. Biasanya rongga kosong antara bagian dalam dan atap rumah digunakan sebagai tempat untuk menyimpan benda berharga. Tak hanya itu saja, benda pusaka yang sakral dan punya nilai sejarah juga biasanya diletakkan di Rattiang Banua.
  • Kale Banua

Disebut sebagai ruangan ini atau bagian tengah yang menjadi pusat aktivitas penghuni rumah Tongkonan. Kale Banua sendiri dibagi menjadi beberapa tempat seperti;
– bagian utara atau Tengalok, biasanya digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu ataupun tempat untuk meletakkan persembahan berupa sesaji. Jika sudah memiliki anak, biasanya pemilik rumah menggunakan bagian ini untuk kamar anak.
– bagian pusat atau Sali, ruangan untuk berbagai keperluan seperti tempat keluarga, ruang makan dan dapur, atau bahkan tempat meletakkan mayat yang dipelihara.
– bagian selatan atau ruang Sambung, digunakan untuk kamar orang tertua atau kepala kelaurga. Rumah ini sangat disakralkan dan tidak sembarang orang bisa masuk ruangan ini.
  • Sulluk Banua

Ini merupakan bagian bawah atau kolong rumah yang kerap digunakan sebagai tempat menampung hewan peliharaan. Beberapa orang juga memanfaatkannya sebagai gudang.
Demikian informasi lengkap tentang rumah adat Toraja yang disebut rumah Tongkonan yang meliputi struktur bangunan, jenis rumah Toraja, dan juga fungsi bangunan rumah adat Toraja. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat gambar rumah adat Toraja di halaman gallery tautan ini.

Paling Sering Dicari:
  • apa itu peluang dalam denah rumah toraja
  • gambar rumah adat toraja
  • rumah adat suku toraja
  • nama rumah adat toraja
  • rumah adat suku toraja adalah
  • rumah adat tongkonan dari provinsi
  • rumah adat toraja