Dongeng Negeri dan Peri Bunga

Dongeng negeri bunga – Tiap sesuatu di ciptakan oleh Tuhan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita tak boleh meremehkan satu sama lain, karena belum tentu setiap hal yang terlihat remeh dan lemah itu tak memiliki kelebihan yang cukup besar. Oleh karena itu, kita harus belajar saling menghargai. Dan blog dongeng terbaru kali ini akan mencoba menceritakan tentang dongeng anak yang bertujuan untuk membangun rasa saling menghargai. Selamat membaca.. :)

Pada suatu hari, di negeri bunga di adakan sebuah rapat. Peri bunga yang bernama Ratu Tralala mengumpulkan semua bunga-bunga di istana. Semua bunga hadir di sana. Mereka melenggak-lenggok memamerkan ke indahan masing-masing. Dengar-dengar, peri Tralala akan memberikan sebuah hadiah pada bunga yang memiliki ke unikan dan kelebihan yang tak di miliki oleh bunga-bunga yang lain.
 

Sambil menunggu kedatangan peri Tralala, para bunga bercakap-cakap memamerkan ke istimewaan yang mereka miliki. Mereka merasa paling cantik dan merasa paling pantas untuk mendapat hadiah dari ratu.
“Lihatlah warna putih ku yang cantik, serta harum ku yang sangat menarik.. pasti aku nanti yang akan menang dan mendapat penghargaan itu”. Kata bunga melati.

“Ah.. belum tentu.. wangi mu tak seberapa di banding harum ku. Warna dan bentuk ku juga cukup indah dan menawan. Aku adalah lambang cinta kasih. Pasti aku yang menang”. Kata bunga mawar tak mau kalah.
“Kalian itu tak usah berdebat.. semua juga tahu, bahwa aku adalah bunga lambang keceriaan. Bentuk ku yang besar, bulat, dan ceria, sehingga aku di namakan bunga matahari. Pasti aku yang kan menang”. Bunga matahari tak mau kalah.

Perdebatan terus berlanjut, hingga sampai ahirnya pada bunga kaktus juga turut angkat bicara.
“Kalian kan tahu sendiri. Kata ratu, hanya bunga yang memiliki ke istimewaan yang akan mendapat penghargaan. Itu sudah pasti aku. Aku memang tak se indah kalian. Tapi aku sangat kuat. Karena aku dapat bertahan hidup di daerah yang sangat tandus. Tubuh ku juga menyimpan air, dan dapat menolong para burung-burung yng kehausan yang lewat dalam perjalanan”. Kata bunga kaktus dengan penuh percaya diri. Semua bunga yang berkumpul sudah angkat bicara membanggakan diri masing-masing. Hanya satu bunga saja yang diam dari tadi. Dia adalah bunga dandelion.

“Lihatlah bunga dandelion itu, dia tak mampu bicara karena dia tak memiliki apa-apa. Dia tak seindah bunga mawar, dia tak tak secerah bunga mata hari, dia tak sewangi bunga melati, dan dia juga rapuh dan tak sekuat bunga kaktus”. Kata bunga anggrek sedikit menyindir.
“Dia itu sangat rapuh, tertiup angin saja dia langsung terbawa.. hahahha”. Kata bunga matahari di ikuti gelak tawa seluruh bunga-bunga di istana itu. Bunga dandelion hanya bisa diam saja. Dia tak merespon. Dalam ke diamanya, dia mencoba untuk menjadi lebih tahu diri dan rendah hati. Dia yakin, dia memiliki kelebihan, meski dia sendiri belum mengetahui kelebihan itu.

Tak berapa lama, peri Tralala tiba. Semua ruangan langsung terdiam, hening tak bersuara. Lalu peri menyatakan beberapa kata sambutan. Dan kemudian memberi pengumuman nama bunga yang mendapat penghargaan darinya. Semua bunga terkejut mendengar nama itu. Sungguh di luar perkiraan. Nama dandelion adalah nama bunga yang mendapat penghargaan dari ratu. Banyak yang bertanya-tanya, sebagian ada yang merasa tak terima dan tak adil. Apa yang di miliki bunga Dandelion? Dia tak memiiki ke istimewaan apa-apa.

Melihat para rakyat bunganya saling bergumam satu sama lain, ahirnya peri Tralala pun angkat bicara untuk menjelaskan.“Bulan lalu, aku melewati sebuah pulau yang sangat tandus. Tak ada apapun di sana. Hanya hamparan luas tanah kosong dan bebatuan. Lalu kemarin secara tak sengaja aku melewati pulau itu lagi, dan aku sangat takjub di buatnya. Pulau itu kini terlihat hijau dan di penuhi oleh bunga-bunga dandelion yang menari indah. Mungkin, bunga dandelion memang tak sewangi bunga melati, tak seindah bunga mawar, tak secerah bunga matahari, dan tak sekuat bunga kaktus”.

“Tapi dandelion adalah bunga lemah yang suka kebebasan. Dia akan menari dan mengikuti kemana angin membawanya. Hingga dia bisa terbang jauh sampai ke negeri antah berantah. Dan ketika biji yang terbawa angin itu terjatuh di tanah, dan tersiram oleh air. Maka dia akan hidup, dan terus berkembang. Hingga tak heran jika bunga dandelion juga memiliki julukan “Bunga Kehidupan”. Karena di mana dia terjatuh, di situ kehidupan baru akan muncul”. Jelas peri Tralala.
 

Mendengar penjelasan peri Tralala, bunga dandelion menjadi sangat senang. Ternyata dia memiliki kelebihan yang sangat menawan. Meski baru kini dia mengetahuinya. Sedangkan bunga-bunga yang lain merasa malu. Karena dari tadi mereka menyombongkan diri dan menghina bunga dendelion. Tapi kini mereka mulai sadar, bahwa kelebihan suatu hal itu tak hanya dapat di nilai dari apa yang bisa di lihat, tapi dari apa yang dapat dia lakukan. Mulai saat itu, para bunga berjanji untuk saling menghargai antara satu bunga dengan bunga yang lain.