Sejarah Candi Muaro Jambi | Candi Muara Jambi

 Candi Muaro Jambi adalah sebuah komplek candi agama Hindu dan Budha paling luas dan paling terawat di Indonesia yang diperkirakan sebagai candi peninggalan kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Melayu di Sumatera. Situs Purbakala Kompleks Percandian Muara Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di asia tenggara, dengan luas 3981 hektar. Komplek candi ini terletak di Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muara Jambi, Jambi. Tepatnya di tepi Batang Hari atau sekitar 26 km sebelah timur kota Jambi.

Berdasarkan perkiraan pakar purbakala, candi ini dibangun pada abad ke 11. Dimana pada saat itu masih berada di bawah masa pemerintahan Sriwijaya dan hingga saat ini candi tersebut masih utuh dan dan terawat dengan baik. Tak hanya itu, ternyata Candi ini merupakan salah satu warisan budaya agama Budha yang bernilai sangat tinggi. Dimana pada bagian-bagian yang terdapat pada bangunan Candi tersebut dapat menunjukkan bahwa, zaman dulu Candi Muaro Jambi ini pernah dijadikan sebagai salah satu pusat tempat peribadatan agama Budha Tantri Mahayana di Indonesia.
Akibat semakin banyaknya para wisatawan yang datang. Pada tahun yang lalu 2011, Candi Muaro Jambi ini telah diresmikan oleh Presiden yakni Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang mana dalam hal tersebut mengatakan bahwa, Candi Muaro Jambi ini dijadikan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST) yang terdapat di Sumatera.
Tentunya berkat keberadaan Candi Muaro Jambi yang telah banyak menyedot para pengunjung . Pelestarian serta keamanannya harus tetap dijaga dan dilestarikan agar obyek wisata yang satu ini tetap dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Sumatera adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia bagian barat yang memiliki warisan budaya berupa candi yang tak kalah banyaknya dengan Pulau Jawa.
Salah satu penyebabnya adalah adanya beberapa kerajaan besar yang juga pernah berkuasa di wilayah Sumatera dan sekitarnya. Dan salah satu peninggalan bersejarah berupa candi yang termasuk yang terbesar di Pulau Sumatera adalah Kompleks Candi Muaro Jambi

Baca Juga:

√ Lengkap Alat Musik Tradisional Kepulauan Riau Beserta Gambarnya


Candi Muaro Jambi atau Candi Muara Jambi


Candi Muaro Jambi merupakan peninggalan yang sangat bersejarah dari dua kerajaan besar di Sumatera yaitu Kerajaan Sriwijaya yang berkuasa dari abad ke-6 sampai sekitar abad ke-11, dan juga Kerajaan Melayu. Candi yang berupa kompleks yang terdiri dari beberapa bangunan candi ini diyakini dibangun pada masa abad ke-4 hingga abad ke-5 Masehi oleh Kerajaan Melayu yang kemudian ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya.
Dan di kompleks ini terdapat 9 buah candi besar yang terpisah dan bisa dikunjungi. Selain itu di kompleks Candi Muaro Jambi ini juga masih banyak terdapat puluhan reruntuhan berbagai bangunan candi dan juga artefak-artefak lainnya yang masih belum diekskavasi. Jumlahnya kurang lebih 80 buah reruntuhan candi yang baru sebagian kecil yang dipugar kembali.

Lokasi Candi Muaro Jambi


Candi Muaro Jambi adalah salah satu candi di Sumatera yang cukup terkenal selain Candi Muara Takus. Kompleks Candi Muaro Jambi membentang sepanjang 7,5 kilometer di sepanjang Sungai Batang Hari, dengan luas area kompleks yang mencakup kurang lebih 12 kilometer persegi. Lokasi tepatnya berada di Kecamatan Muaro Sebo, di wilayah Kabupaten Muaro Jambi, Propinsi Jambi. Untuk menuju Candi Muaro Jambi dapan menggunakan perjalanan darat dari Kota Jambi menuju arah timur sejauh kurang lebih 30 kilometer.

Sejarah Candi Muaro Jambi


Sejarah Candi Muaro Jambi tidak lepas dengan adanya 2 kerajaan besar yang pernah berkuasa di daerah Sumatera yaitu kerajaan Melayu dan Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Melayu diperkirakan telah ada sejak abad ke-7 Masehi, dan pusat kerajaannya diperkirakan berada di tempat yang sekarang kita kenal sebagai Kota Jambi, walaupun ada sebagian ahli yang mempunyai pendapat berbeda. secara pasti mengenai tahun dan lokasi kerajaan Melayu memang sampai dengan saat ini masih sangat bisa diperdebatkan .
Kerajaan Melayu diperkerikan kemudian dikalahkan oleh Kerajaan Sriwijaya, dan akhirnya wilayahnya diambil alih oleh Sriwijaya pada sekitar akhir abad ke-7.
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung Tampak Depan

Seorang Pendeta yang sangat terkenal dari Cina bernama I Tsing atau I Ching atau Yì Jìng, dalam catatan perjalanannya menuju ke daratan India pada tahun 671 Masehi sempat menuliskan mengenai Kerajaan Melayu. Di catatannya ia menyebutkan dalam perjalanannya menuju India, ia singgah di Negeri Sriwijaya, dan disambut baik oleh Baginda Raja yang kemudian mengirimkannya ke Negeri Malayu selama 2 bulan lamanya. Dan pada catatan perjalanannya saat pulang kembali ke India tahun 685 Masehi ia menceritakan saat ia berangkat dari India menuju Cina, ia singgah kembali di Negeri Malayu yang sekarang telah menjadi bagian dari Sriwijaya.
Selama masa kejayaan kedua kerajaan besar tersebut mereka telah membangun beberapa candi yang tersebar di sepanjang Sungai Batang Hari. Namun setelah runtuhnya Kerajaan Sriwijaya di era abad ke-11 berbagai peninggalan kerajaan dari Dinasti Syailendra ini juga mulai hilang secara perlahan termasuk Candi Muaro Jambi.


Penemuan Kembali Candi Muara Jambi


Setelah runtuhnya Dinasti Syailendra yang menguasai Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan beberapa wilayah lainnya, candi-candi yang telah dibangunpun mulai ditinggalkan. Dan kompleks percandian ini mulai ditemukan kembali oleh S.C. Crooke yaitu seorang letnan Inggris, pada sekitar tahun 1824. Namun penemuannya tidak berlanjut, hingga pada tahun 1975 pemerintah Indonesia secara resmi melakukan berbagai upaya pemugaran kembali Candi Muaro Jambi.
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Candi Gumpung (gambar: wikipedia)

Berbagai Peninggalan Sejarah di Kompleks Candi Muaro Jambi


Berdasarkan reruntuhan situs candi yang ada, di area ini terdapat 9 candi bisa dikenali dan telah dipugar kembali yaitu Candi Koto Mahligai, Candi Tinggi, Candi Astano, Candi Gumpung, Candi Gedong 1, Candi Gedong 2, Candi Kedaton, Candi Gumpung, dan Candi Kembar Batu.
Ada banyak persamaan yang terdapat pada hampir semua bangunan candi di sini yaitu bahan dasar bangunan yang terbuat dari batu bata merah, seperti yang ada pada Candi Muara Takus. Hal ini sangat berbeda dengan candi-candi peninggalan Sriwijaya dari dinasti Syailendra di Jawa. Misalnya pada Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, dan beberapa candi lainnya yang semuanya terbuat dari batu andesit. Selain peninggalan berupa bangunan candi, masih ada beberapa jenis peninggalan lainnya misalnya seperti kanal atau saluran air kuno, menapo (gundukan tanah), berbagai arca, keramik, tembikar, berbagai peninggalan dari batu dan perunggu sampai emas, dan masih banyak lagi jenis peninggalan lainnya.

Baca Juga:

√ Lengkap Alat Musik Tradisional Dari Sumatera Utara Beserta Gambarnya


Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Reruntuhan Situs
Candi Muaro Jambi - Candi Muara Jambi - Reruntuhan Situs

Fungsi dan Pengaruh Budaya di Kompleks Candi Muaro Jambi


Melihat dari lokasi komplek Candi Muaro Jambi yang memanjang berada pada tepian Sungai Batang Hari maka kemungkinan besar pada masa itu daerah ini adalah sebuah daerah yang sangat ramai dan sibuk. Dan kemudian kerajaan memutuskan untuk membangun berbagai sarana peribadatan berupa candi dan berbagai bangunan lainnya di berbagai tempat di wilayah ini. Daerah tepian Sungai Batang Hari diperkirakan menjadi salah satu daerah yang ramai dikunjungi oleh banyak pedagang dari berbagai negara atau kerajaan, baik sebagai tempat persinggahan maupun tempat tinggal. Dan dari situlah kemudian terjadi berbagai pertukaran kebudayaan dari berbagai kerajaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya sisa-sisa peninggalan artefak di kompleks Candi Muara Jambi berupa berbagai barang dari berbagai kebudayaan. Misalnya dengan ditemukannya berbagai manik-manik maupun keramik dari Cina, Persia, dan juga India.

Wisata ke Candi Muaro Jambi


Saat ini kompleks Candi Muaro Jambi menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Sumatera khususnya di Propinsi Jambi. Sampai dengan sekarang ini telah ada puluhan bahkan ratusan situs peninggalan yang telah ditemukan di area ini, walaupun baru sebagian kecil yang telah dipugar. Namun begitu bagi anda yang