√ Cerita Rakyat Abu Nawas "Tipuan Kepada Tuan Tanah " | Budaya Nusantara

Tipuan Abu Nawas kepada Tuan Tanah Yang Pelit dan Kikir


Selamat siang para abu nawas likers,silahkan baca-baca kembali cerita lucu tentang kecerdikan abu nawas di sini.kali ini makna dari cerita ini Bahwa orang yang kikir dan serakah pasti akan kena batunya.

Tokoh -tokoh dalam cerita ini
Abu Nawas
Tuan tanah
Para Pekerja Tuan Tanah


Pada suatu hari tepatnya hari itu bulan puasa Ramadhan menjelang hari yang keenam.
Seperti biasanya, Sambil menunggu bedug magrib tiba,abu nawas duduk di beranda rumahnya. dia berfikir bagaimana caranya agar dapur rumahnya tetep ngebul sambiil memandang ke arah langit biru.

Tidak jauh dar rumahnya abu nawas ada seorang tuan tanah yang tentu saja sebagai tuan tanah,tentu saja mempunyai rumah yang besar.Rumah yang lengkap dengan seperangkat gudang makanan,lahan peternakan dan kamar.

Hampir setiap orang yang berada didaerah itu bahkan Abu Nawas sendiri bekerja dengan tuan tanah itu,bekerja keras setiap hari hari tetapi dengan hasil yang sedikit.

Dan bila meminjam uang dari dirinya maka harus mengembalikannya dengan bunga yang sangat tinggi. Tingkat penghisapanya sangat tinggi.Dan tuan tanah itu mempunyai sifat yang pelit, kikir, tamak dan loba.

Singkat Cerita

Sang Tuan tanah ini mendengar kabar bahwa Abu Nawas mempunyai suatu kepandaian yang aneh. Bila ia meminjam sesuatu maka akan dikembalikan secara lebih, katanya pinjamannya itu beranak.

Seperti meminjam seekor ayam maka ayam itu akan dikembalikan dua karena ayam itu beranak. Menarik juga kepandaian Abu Nawas ini pikir sang tuan tanah. Tuan tanah lalu berpikir agar Abu Nawas segera meminjam darinya.

Secara kebetulan sore itu Abu Nawas ingin meminjam 3 butir telur kapada tuan Tanah itu. Tuan tanah tentu saja senang memberikan pinjaman kepada Abu Nawas karena pinjaman itu akan menjadi banyak karena beranak.

Malahan tuan tanah itu menanyakan kepada abu nawas
 "apakah ingin meminjam yang lain".

Abu Nawas menjawab "tidak perlu". [Dia hanya butuh 3 butir telur].

Tuan tanah itu bertanya lagi dengan Abu Nawas "abu nawas kapan telur itu akan beranak?"

Abu nawas menjawab "itu tergantung dengan keadaan".

Singkat-singkat Cerita

Lima hari kemudian, Abu Nawas pun kembali ke rumahnya si tuan tanah itu. Mengembalikan telur menjadi 5 butir. Melihat 5 butir telur betapa senangnya Tuan tanah itu.

Tuan tanah lalu menanyakan kepada abu nawas apakah ia akan meminjam lagi. Abu Nawas lalu meminjam piring tembikar sebanyak 2 buah. Tuan tanah itu memberikan dengan senang hati dan berharap piringnya itu menjadi banyak.

Pada Lima hari kemudiannya Abu Nawas datang lagi kerumah si tuan tanah dengan membawa tiga piring tembikar. Walaupun tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh si tuan tanah, tetapi hatinya cukup gembira karena dua piring dulu hanya melahirkan 1 anak saja. Tak apa pikir sang tuan tanah karena bisa saja orang mempunyai anak tunggal bahkan tidak memiliki anak.

Ahirnya Abu Nawas dan Tuan tanah itu sama – sama senang. Maka dari itu tuan tanah itu meminjamkan uang senilai 1000 dinar. Jumlah yang sangat besar, gaji buat seluruh karyawan dan pekerjanya selama 1 bulan.

Tuan tanah itu berangan – angan bahwa uang yang dipinjam abu nawas nanti akan diapakan karena akan banyak beranak. Tuan tanah itu menanti dengan tidak sabar.

Ditunggu selama lima hari, abu nawas tidak kunjung datang.Sudah hampir satu bulan, Abu nawas juga tidak datang. Saat tuan tanah akan mendatangi rumah Abu Nawas dengan centengnya, Abu Nawas datang.

Mulanya tuan tanah gembira tapi sesudah Abu Nawas menjelaskan persoalannya, bukan main marahnya tuan tanah itu.

“Sayang sekali tuan. Uang yang saya pinjam itu, bukannya beranak, malah tiga hari kemudian mati mendadak. ”Ujar Abu Nawas

Mendengar kata- kata itu betapa geramnya tuan tanah. Hampir saja Abu Nawas dihajar centeng tuan tanah. Untung saja ada teman – teman abu nawas yang baru pulang dari bekerja.

Lalu si tuan tanah itu mengadukan abu nawas kepada pengadilan. Tuan tanah itu berharap Abu Nawas akan digantung atau bahkan dihukum rajam.

Dan,singkat cerita pun pengadilan pun digelar. Abu Nawas membeberkan semua duduk permasalahanya. Demikian juga tuan tanah itu menjelaskan. Pengadilan pun memutuskan cukup rasional (masuk akal). Kalau sesuatu bisa beranak sudah pasti bisa mati.
Dan Abu nawas telah menjalankan lakonnya dengan baik.

Dan tuan tanah yang tamak itu telah tertipu karena wataknya sendiri yang kikir, tamak, pelit.

Demikian cerita tentang Abu Nawas yang menipu tuan tanah yang pelit,kikir,dan serakah.
Hiduplah untuk berbagi,karena Berbagi itu indah.

Tag:
tuan tanah, dongeng anak, abu nawas, abu, nawas, abunawas, cerpen, cerita, jenaka, lucu