√ Dongeng Anak "Rahasia Breno" | Budaya Nusantara

Dongeng Rahasia Breno
oleh Bambang Irwanto

Rangga melepaskan Lili kelinci dari kandang mungil yang dibawanya. Lili kelinci langsung melompat lincah. Ia gembira melompat ke sana kemari di halaman belakang rumah Rangga yang luas.

"Hai! Penghuni baru, ya?" tanya seekor ayam kate.
"Iya. Kenalkan, aku Lili kelinci.

Rangga baru saja membeliku di pasar hewan,"jawab Lili kelinci.
"Namaku Keti,"'balas si ayam Kate. Mereka bersalaman.

Tidak berapa lama, datang Pati si burung merpati, Kili si kura-kura, dan Kitt si kucing anggora. Mereka ikut berkenalan dengan Lili.

"Eh, siapa yang sedang tiduran di teras itu?" tanya Lili.
"Oh, itu Breno,"jawab Pati. "Dia sombong."

Keti lalu bercerita. Breno adalah anjing kesayangan Tuan Rudi, papa Rangga. Breno dipercaya menjaga rumah. Sudah berkali-kali Breno berhasil mengusir maling.

"Hanya Breno yang bebas keluar masuk rumah. Kandangnya paling bagus. Makanannya juga mahal-mahal, dibeli di supermarket,"cerita Keti.

"Enggak seperti makanan kita, yang dibeli di pasar,"timpal Kitti sedih.

Suatu pagi, Lili tidak sengaja bertemu Breno yang bermalas-malasan di samping kolam ikan.

"Hai, Breno! Sedang apa?" Lili langsung menyapa Breno.
Breno membuka sebelah matanya. "Kenapa nanya-nanya?" jawab Breno galak.

"Jangan galak-galak, Breno! Aku cuma ingin berteman."
Breno menyalak keras sekali sambil memamerkan gigi-gigi taringnya yang tajam. Telinga Lili jadi sakit.

"Kenapa, sih, kamu tidak mau berteman dengan yang lainnya?"
"Kalian tidak punya keahlian. Beda dengan aku. Aku bisa berlari kencang, menangkap bola, menangkap pencuri, dan menjaga rumah. Penciumanku juga tajam."
"Kamu juga punya kekurangan, Breno."
"COba tunjukkan!" tantang Breno.

Lili mengambil bola Rangga yang berwarna merah dan biru. "Coba tebak, apa warna bola ini?" tanya Lili. Breno kebingungan.

"Aku tahu, semua anjing buta warna," tukas Lili.
"Tetapi, aku pernah menangkap pencuri,"bela Breno.
"Kamu hanya mengandalkan penciumanmu!"jawab Lili.

Breno menjadi malu. Lili tahu kekurangan dirinya.

"Kita semua punya kekurangan, Breno, supaya bisa saling membantu,"jelas Lili.
"Lili, maukah kamu menjaga rahasiaku?" tanya Breno lirih.
"Tentu saja. Asal kamu berjanji untuk rendah hati."

Breno terdiam. Namun ia lalu mengangguk sambil mengulurkan sebelah kaki depannya. Lili juga mengulurkan sebelah kaki depannya. Mereka saling tos, tanda persahabatan.