√ Penjelasan Tari Thengul Tarian Tradisional dari Bojonegoro, Jawa Timur

Tari Thengul adalah tarian tradisional yang terinspirasi Wayang thengul dari Bojonegoro, Jawa Timur. Dalam tarian ini biasanya dipentaskan oleh penari secara berkelompok dengan gerakan, ekspresi dan kostum yang menyerupai Wayang thengul. Tari Thengul ini merupakan tarian kreasi yang diciptakan selain untuk seni, juga sebagai wujud apresiasi dan upaya untuk mengangkat kembali kesenian Wayang thengul yang hampir tenggelam seiring dengan perkembangan jaman.

Menurut sumber sejarah yang ada, Tari Thengul ini diciptakan pada tahun 1991an oleh Joko Santoso dan Ibnu Sutawa. Awalnya mereka diminta oleh Dinas P dan K Kabupaten Bojonegoro untuk menciptakan suatu tarian kreasi baru yang akan ditampilkan di acara pekan budaya provinsi Jawa Timur. Setelah jadi dan di tampilkan pada acara tersebut, ternyata mendapat sambutan yang baik dengan memenangkan kategori penampilan terbaik. Dari situlah kemudian Tari Thengul banyak dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi salah satu tarian tradisional di Bojonegoro, Jawa Timur.

Tari Thengul ini biasanya ditampilkan oleh tujuh orang penari putri dengan kostum dan tata rias muka putih seperti boneka. Penari tersebut menari layaknya Wayang thengul dengan gerakan yang kaku dan ekspresi yang terlihat lucu sehingga memunculkan kesan humor dan menghibur dalam setiap pertunjukannya. Gerakan dan ekspresi itulah yang menajadi salah satu ciri khas dari Tari Thengul ini.
 
 

Dalam pertunjukannya diawali dengan buka gender dan dilanjutkan dengan slantem bersama oklik. Kemudian  penari keluar dengan jalan pinokio dan dilanjutkan dengan buka cluluk, jogedan, playon, guyonan dan kemudian di tutup dengan kayon. Dalam pertunjukan Tari Thengul ini juga diiringi berbagai alat music tradisional seperti oklik, ithik – ithik, biola dan gamelan laras slendro. Selain musik pengiring juga diiringi dengan tembang dan senggakan.

Untuk kostum dan tata rias yang digunakan pada tari tengul ini, penari bentuk layaknya karakter Wayang thengul. Wajah penari dirias dengan warna putih dengan garis hitam pada rambut, alis dan mata. Untuk busana yang di gunakan, pada bagian atas menggunakan busana seperti kemben dan pada bagian bawah menggunakan kain panjang bercorak bledak. Pada bagian kepala menggunakan cundhuk berbentuk seperti Wayang thengul.
 
 
Dalam perkembangannya, Tari Thengul ini masih tetap dipelajari dan dilestarikan keberadaanya. Selain masuk dalam ranah pariwisata, tarian ini juga dimasukan ke dalam ranah pendidikan sebagai upaya memperkenalkan kepada generasi muda agar proses regenerasi tetap berjalan. Selain itu Tari Thengul ini juga sering ditampilkan di berbagai acara festival budaya yang diadakan baik di daerah maupun luar daerah. Tidak hanya sampai disitu, tarian ini juga dijadikan tarian selamat datang bagi tamu besar yang datang ke Bojonegoro, Jawa Timur. Tentunya  sebagai upaya untuk melestarikan dan memperkenalkan kepada masyarakat luas tentang Tari Thengul ini.