√ Artikel Tari Jonggan Tarian Tradisional Dari Kalimantan Barat


Tari Jonggan adalah  salah satu kesenian tradisional di Kalimantan barat yang menggambarkan  suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan masyarakat dayak . Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak kanayant di Kalimantan barat. Nama jonggan sendiri di ambil dari bahasa dayak yang berarti joget atau menari.

Menurut beberapa sumber, tarian ini mulai muncul pada tahun 1950an di kabupaten landak, Kalimantan barat. Tarian ini awalnya di gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di sana. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan rasa sukur dan suka cita masyarakat dayak yang di lampiaskan dalam menari. Tarian ini sering di tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, acara gawai dan lain lain. Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak penonton untuk ikut menari.
 

Sebelum Tari Jonggan di pentaskan maka di lakukan ritual khusus terlebih dahulu. Ritual tersebut biasa di sebut dengan nyangahant yang berarti berdoa. Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar. Acara tersebut di awali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan.

Dalam pertunjukannya penari di balut dengan busana kebaya, paca dan selendang. Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang. Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan aksesoris dan artibut. Pada penari jonggan lebih mengutamakan kenyamanan untuk  berpakaian tapi tetap menampilkan keindahan dalam menarinya.
 
Kostum Tari Jonggan
Tarian Jonggan biasanya di mainkan oleh beberapa penari yang berjumlah 5 – 7 orang. Pada beberapa saat setiap penari biasanya di damping oleh para penonton yang di ajak menari di atas panggung. Tarian jonggan juga di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu. Selain itu tarian ini juga di iringi dengan lagu yang menggambarkan kegembiraan dan suka cita masyarakat dayak.

lagu dalam iringan ini ada 2 jenis, yaitu lagu irama lembut dan irama lincah. Dalam iringan lagu lembut seperti lagu “we jonggan, we ola” dan “dayakng male ‘en” sedangkan irama lincah seperti lagu “kasih sayang” dan “pak unjank”. Pada dasarnya lagu dalam tarian ini berbentuk pantun. Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah selain mengajak penonton untuk menari, penonton yang ikut menari juga ikut berbalas pantun tersebut. Namun untuk membalas pantun tersebut harus sesuai dengan tema yang di sampaikan. Sehingga tarian ini merupakan tarian yang interaktif dan komunikatif.
 

Tarian Jonggan tidak hanya untuk hiburan saja tapi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan. Seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini mulai kurang di minati masyarakat. Untuk melestarikannya pemerintah daerah menjadikannya salah satu warisan budaya sebagai tarian tradisional Kalimantan barat. tarian ini bisa kita temukan di berbagai acara adat seperti penyambutan tamu besar, gawai  dan festival budaya.