√ Dongeng Asli Indonesia Saat Marah | Budaya Nusantara

Dongeng Saat Marah ditulis oleh Pupuy Hurriyah

Negeri Belanda adalah negeri para kurcaci. Salah satu kurcaci yang tinggal di negeri itu adalah Zizi. Semua kurcaci di negeri Belanda mengenal Zizi. Sayang, mereka mengenalnya sebagai kurcaci pemarah. Hanya karena hal kecil, Zizi bisa marah.

Siang ini Zizi Kurcaci bermalas-malasan di rumah jamurnya. "Hu-uh! Panas sekali!" Zizi marah karena cuaca terasa panas. "Ke mana, sih, Peri Angin?" Zizi marah-marah. "Jangan-jangan, peri angin tidur. Pantas saja udara panas sekali."

Zizi kurcaci terus marah-marah. Sebentar-sebentar duduk, sebentar-sebentar berdiri. "Aku tidak suka panas begini!" Zizi membuka jendela rumahnya lebar-lebar. Saat itu, Zizi melihat teman-temannya mengantre membeli jus bubble buah. Hm, asyik juga panas-panas begini minum jus bubble buah. Zizi tersenyum. Cepat Zizi berlari ke teman, ikut mengerubungi Pak Jupiter, penjual jus bubble buah.

"Aku beli jus buah stroberi ya," pinta Zizi.
"Kamu harus mengantre, Zizi," kata Kaka.
"Betul!" sahut Mima. "Kamu kan baru datang."

"Hu-uh!" Zizi menunjukkan wajah tidak suka. Zizi terus saja mendesak ke depan. "Aku dulu, Pak Jupiter."
"Kami dulu, pak Jupiter. Kami sudah mengantre sejak tadi." Haya dan Hayu terjepit desakan Zizi.
"Aku dulu! Ayo, cepat!" Zizi tidak menghiraukan protes Haya dan Hayu, si kurcaci kembar.

"Zizi! Kamu harus antre. "Teman-teman yang lain mulai protes.
"Ya! Kamu harus antre," perintah Pak Jupiter pada Zizi. "Kamu datang terakhir jadi harus menunggu giliran berikutnya."
"Hu-uh!" Zizi menghentakkan kakinya. "Aku tidak mau jus bubble buah!" Zizi pun berlari meninggalkan antrean. 

Zizi duduk di bawah pohon beringin mungil. Wajahnya memerah menahan marah. Apalagi, saat satu per satu teman-temannya mendapatkan satu gelas jus bubble buah.
"Hu-uh! Tidak! Aku tidak mau jus bubble buah," gerutu Zizi memendam marah.
Akhirnya antrean jus bubble buah usai. Pak Jupiter melihat Zizi duduk sendiri. Ia melambaikan tangan. "Zizi, sini! Ini jus bubble buah stroberimu."
Akan tetapi, Zizi tidak menghiraukan panggilan pak Jupiter. Zizi berlari pulang, padahal tenggorokannya sangat haus. Ia ingin sekali minum jus bubble stroberi.

Sore harinya, Zizi bermain ular naga bersama teman-temannya. Mereka dibagi menjadi dua regu. Saat pemilihan ketua regu, lagi-lagi Zizi marah. Zizi ingin menjadi kepala regu. Waah seharusnya, kepala regu itu dipilih, bukan memilih diri sendiri.
"Aku mau jadi kepala regu bintang,"kata Zizi. Teman-teman Zizi tidak bisa menolaknya. Lalu mereka memilih Haya sebagai kepala regu bulan.
Selama bermain ular naga, Zizi marah-marah terus. Setiap kali ada teman yang memilih ikut regu bulan, Zizi marah.

"Seharusnya kamu ikut regu bintang!" Zizi marah pada Beta.
"Uh kenapa sih pilih regu bulan?" Zizi marah pada Miomi.
"Zizi, teman-teman boleh memilih sendiri, mau ikut regu bintang atau bulan," bela Nila.
"Betul, Zizi." Sasa, Fuji dan Ruben mengingatkan Zizi. 
"Ah aku tidak mau main lagi!" Zizi marah.
"Tidak perlu marah, Zizi. Ayo kita main lagi," ajak Beneto.
"Tidak! Aku tidak mau lagi melihat kalian!" Zizi  berlari pulang.

Saat itu peri angin bertiup, membawa terbang semua teman Zizi. Zizi tidak melihat kejadian itu.
Setiba di rumah, Zizi senang. Ia tidak lagi mendengar suara teman-temannya bermain. "Sendiri begini, lebih menyenangkan." Zizi merebahkan diri di sofa.
Awalnya, Zizi senang karena tidak tampak seorang pun temannya di depan rumah. Tetapi lama-lama, Zizi merasa kesepian.

Usai mandi sore, Zizi berlari ke rumah Gio yang tinggal di sebelah kanan rumahnya.

"Gio!" panggil Zizi.
Tidak ada sahutan Gio.
Zizi berlari ke rumah Beta. Namun, tidak juga terdengar suara Beta.
Zizi menuju rumah Popi. Zizi ke rumah Haya dan Hayu. Zizi cepat-cepat ke rumah Fex.

"Oh! Kemana mereka pergi?" Zizi ketakutan. Tidak seorang pun temannya ada di rumah.
"Bukankah saat marah, kamu tidak mau melihat teman-temanmu lagi?" Peri angin berbisik lembut d telinga Zizi.
Oh! Zizi mendekap mulutnya erat-erat. Zizi sungguh takut semua temannya benar-benar pergi.

"Aku ingin teman-temanku kembali," gumam Zizi.
"Saat mereka kembali, apakah kau akan marah-marah lagi? Kau selalu marah pada siapa saja!" Peri angin mengingatkan.
Zizi terdiam. Kemudian, ia menggeleng. "Aku janji tidak akan marah-marah lagi. Aku tidak mau jadi kurcaci pemarah."
Peri angin tersenyum melihat Zizi benar-benar menyesal.

"Zizi!"
Suara ramai mengagetkan Zizi. Zizi berlari menyambut teman-temannya.
"Kalian dari mana saja?" Zizi memeluk semua temannya. "Aku tidak mau kehilangan kalian."
Teman-teman Zizi mengedipkan mata pada peri angin.
Hmmm, kamu tahu ke mana teman-teman Zizi pergi saat Zizi marah? Wah peri angin rupanya menyembunyikan mereka di balik awan.