√ Dongeng Keledai Bodoh dan Anjing Kesayangan Tuannya (Aesop) | Budaya Nusantara

Sang Keledai bertindak seperti anjing kesayangan tuannya
dongeng keledai bodoh dan anjing kesayangan tuannya
Dongeng keledai bodoh dan anjing kesayangannya - Di suatu masa, hiduplah seekor keledai yang tuannya memiliki seekor anjing juga. Anjing ini merupakan kesayangan tuannya dan sering menerima banyak tepukan, belaian dan kata-kata manis, beserta makanan enak yang langsung berasal dari piring tuannya. Setiap hari  anjing ini akan berlari menyambut tuannya, bermain-main dengan gembira, melompat naik ke pangkuan tuannya sambil menjilati tangan dan wajah tuannya.
Semua ini disaksikan oleh sang keledai dengan rasa cemburu. Walaupun ia mendapatkan makanan yang cukup, ia tetap harus bekerja keras; disamping itu, tuannya jarang memperhatikan sang keledai.

Sekarang sang Keledai yang iri hati, memiliki gagasan konyol untuk mengambil hati tuannya, dan mencoba bertindak seperti anjing tuannya. Jadi suatu ketika, ia meninggalkan kandangnya dan masuk ke rumah dengan bersemangat.
Melihat tuannya yang sedang makan di meja makan, ia lalu menendang-nendangkan kakinya ke atas, dengan ringkikan parau, melompat-lompat dan berlari mengelilingi meja makan. Lalu ia pun meletakkan kedua kaki depannya di pangkuan tuannya dan menjilatkan lidahnya ke wajah tuannya, persis seperti apa yang biasanya di lakukan oleh sang Anjing. Tetapi karena berat, keledai dan tuannya jatuh bergulingan di atas piring-piring yang pecah dan jatuh dari meja.
Tuannya yang terkejut dengan kelakukan aneh sang Keledai, berteriak minta tolong, dan tidak lama kemudian beberapa pelayan datang. Saat melihat betapa berbahayanya tindakan sang Keledai terhadap tuannya, mereka mengambil kayu dan mengusir keledai itu keluar kembali ke kandangnya. Di sanalah sang Keledai duduk dan menyesali kebodohannya yang hanya membawa pukulan di tubuhnya.
Jadi pembelajaran yang dapat kita teladani dari dongeng Keledai Bodoh dan Anjing Kesayangan Tuannya ini adalah
Janganlah menyimpan rasa iri hati terhadap siapapun juga, karena semuanya telah mendapat bagian masing-masing dari Sang Pencipta.